Bisnis.com, JAKARTA – Angka kematian akibat penyakit virus corona (Covid-19) di Amerika Serikat menembus total 86.000 korban jiwa. Presiden Donald Trump mengatakan dapat memutus hubungan dengan China.
Dikutip dari www.worldometers.info, jumlah kasus Covid-19 di AS mencapai total 1.455.617 hingga Kamis (14/5/2020) malam waktu GMT atau Jumat (15/5/2020) pagi WIB.
Sebanyak 25.270 pasien baru bertambah pada Kamis (14/5). Di antara total jumlah kasus tersebut, 316.724 orang dinyatakan sembuh dan 86.873 pasien meninggal dunia.
Hanya berselang dua pekan menjelang dibukanya kembali aktivitas perekonomian di Texas, negara bagian AS ini mencatat peningkatan angka kematian dan kasus baru secara harian, kenaikan terbesar sejak wabah virus mematikan ini merebak.
Negara bagian berpopulasi terpadat kedua di AS ini menambahkan 1.448 kasus baru pada Kamis (14/5), melampaui puncak sebelumnya sebanyak 1.441 kasus pada 10 April, menurut data Departemen Kesehatan Texas.
Adapun, angka kematian bertambah 58 orang, peningkatan harian terbesar sepanjang pencatatan, menjadi lebih dari 1.200 korban jiwa.
Lonjakan kasus baru ini terjadi sekitar dua pekan sebelum Gubernur Greg Abbott membuka kembali ekonomi negara bagian ini dan melonggarkan pembatasan yang telah melumpuhkan kehidupan komersial dan sosial selama berpekan-pekan.
Secara keseluruhan, jumlah kasus baru di AS naik 1,6 persen pada Kamis dari hari sebelumnya, menurut data yang dihimpun oleh Johns Hopkins University dan Bloomberg News, masih di bawah rata-rata kenaikan harian sebesar 1,8 persen selama satu pekan terakhir.
Angka-angka terbaru yang dilaporkan oleh AS semakin mengukuhkan posisi negeri berekonomi terbesar di dunia itu sebagai negara dengan jumlah kasus dan korban jiwa terbanyak di dunia akibat Covid-19.
Sementara itu, jumlah kasus Covid-19 di seluruh dunia mencapai total 4.519.959 hingga Jumat pagi WIB. Sebanyak 1.699.883 orang di antara jumlah tersebut dinyatakan berhasil sembuh, 303.024 pasien meninggal dunia, dan 2.517.052 pasien masih terinfeksi.
Berturut-turut menyusul banyaknya jumlah kasus di AS adalah Spanyol, Rusia, Inggris, dan Italia (lihat tabel). Sementara itu, China, negeri asal virus corona jenis baru tersebut, berada tepat di bawah Iran.
Dalam suatu wawancara dengan Fox Business Network, Presiden AS Donald Trump mengatakan dia tidak ingin berbicara dengan Presiden China Xi Jinping untuk saat ini.
Tak hanya itu, Trump juga berpikir soal memutuskan jalinan hubungan perdagangan terbesar di dunia ini seiring dengan meningkatnya tensi terkait wabah virus corona.
“Kami dapat memutuskan seluruh hubungan. Jika kami melakukannya, apa yang akan terjadi? Kalian akan menghemat US$500 miliar,” ujar Trump dengan menyebut referensi yang tidak akurat untuk volume perdagangan antara kedua negara.
Trump diketahui berusaha menyalahkan China atas pandemi virus corona ketika kepercayaan publik terhadap penanganan wabah di AS telah merosot.
Sejauh ini, angka kematian akibat Covid-19 di AS telah mencapai lebih dari 86.000 orang sementara China melaporkan 'hanya' sekitar 4.600 korban jiwa.
Dari sisi jumlah korban jiwa, menyusul Amerika Serikat, Inggris mencatat angka kematian tertinggi yakni 33.186 orang, disusul Italia, Prancis, dan Spanyol.
Virus ini sendiri telah menyebar ke total 213 negara di dunia. Di Indonesia, virus corona tercatat telah menginfeksi 16.006 orang, dengan 1.043 pasien di antaranya meninggal dunia dan 3.518 orang sembuh.
Update Virus Corona 10 Negara Teratas | |||
---|---|---|---|
Negara | Jumlah Kasus Terbanyak | Jumlah Korban Jiwa | Jumlah Pasien Sembuh |
Amerika Serikat | 1.455.617 | 86.873 | 316.724 |
Spanyol | 272.646 | 27.321 | 186.480 |
Rusia | 252.245 | 2.305 | 53.530 |
Inggris | 233.151 | 33.614 | N/A |
Italia | 223.096 | 31.368 | 115.288 |
Brasil | 202.918 | 13.993 | 79.479 |
Prancis | 178.870 | 27.425 | 59.605 |
Jerman | 174.975 | 7.928 | 150.300 |
Turki | 144.749 | 4.007 | 104.030 |
Iran | 114.533 | 6.854 | 90.539 |
Sumber: worldometers