Bisnis.com, JAKARTA— Salah satu gereja tertua di San Francisco, Amerika Serikat menuntut Zoom, platform penyedia rapat daring karena mendapat bom Zoom berupa konten porno.
Dikutip dari Bloomberg, Kamis (14/5/2020), dalam tuntutannya, pihak Gereja Saint Paulus Lutheran menyebut bahwa konten tersebut sangat menjijikkan karena menggambarkan adegan seks dewasa dan seks terhadap balita dan anak-anak.
Setelah menghentikan kelas daring yang melibatkan orang lansia, pihak gereja pun menghubungi Zoom Video Communications Inc. untuk meminta bantuan.
“Namun, Zoom tak melakukan apapun,” katanya.
Zoom pun tak memberikan tanggapan cepat atas tuntutan tersebut. Seperti diketahui, pamor layanan Zoom mendadak naik secara global sejak karantina wilayah guna mengatasi pandemi virus corona.
Perusahaan pun telah dituntut akibat dugaan menyembunyikan kecacatan pada aplikasinya. Padahal akibat hal tersebut, kasus peretasan dan disrupsi rapat virtual dengan masuknya konten tak senonoh dan porno.
Baca Juga
Adapun, perusahaan telah mengumumkan prosedur untuk meningkatkan kekamanan dan privasi. Selain itu, perusahaan berkeinginan menolong pengguna mencegah masuknya tamu-tamu tak diundang mengikuti rapat mereka melalui keterangan dalam blog resminya.
Pihak Gereja Saint Paulus menyebut pada 6 Mei pelajaran injil diretas pihak tak dikenal bahkan telah dilaporkan kepada otoritas beberapa kali dan berdampak pada tak berfungsinya tombol kontrol di komputer selama serangan berlangsung. Gereja saat ini mencari kerusakan akibat pelanggaran privasi.