Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Defisit Fiskal India Bakal Melebar 5,5 persen pada 2021

Defisit fiskal India diperkirakan menyentuh 5,5 persen dari produk domestik bruto (PDB) pada tahun fiskal yang berakhir Maret 2021.
Dua petugas polisi berjaga-jaga di Kota Mumbai, India, seiring dengan pemberlakuan lockdown untuk mencegah penyevaran virus corona COVID-19./Bloomberg
Dua petugas polisi berjaga-jaga di Kota Mumbai, India, seiring dengan pemberlakuan lockdown untuk mencegah penyevaran virus corona COVID-19./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Defisit fiskal India diperkirakan menyentuh 5,5 persen dari produk domestik bruto (PDB) pada tahun fiskal yang berakhir Maret 2021.

Estimasi pemerintah tersebut keluar tak lama setelah pemerintah memutuskan untuk menaikkan program pinjaman guna mendanai program penanganan Covid-19.

Berdasarkan sumber Bloomberg, Senin (11/5/2020), program pinjaman tahunan naik menjadi 12 triliun rupee (US$159 miliar) dari 7,8 triliun rupee. Kenaikan tersebut diakibatkan oleh tingginya dana penanganan virus corona, termasuk program stimulus yang dikucurkan oleh pemerintah.

Kendati demikian, Reserve Bank of India belum ada rencana untuk membeli surat utam pemerintah secara langsung dan pemerintah kemungkinan meminjam lebih sedikit dibandingkan estimasi sebelumnya.

Perdana Menteri India Narendra Modi harus menghadapi ancaman penurunan pertumbuhan ekonomi terbesar selama 4 dekade terakhir di tengah lockdown dan merosotnya penerimaan pemerintah.

Sementara itu, Kepala Ekonom ICICI Primary Dealership Ltd., A. Prasanna, menyebutkan estimasi defisit fiskal sebesar 5,5 persen terasa sangat tidak masuk akal di tengah prospek penurunan ekonomi akibat Covid-19.

Bahkan, dia meyakini defisit fiskal berpeluang melebar hingga 6 persen . “Sepertinya pemerintah masih memiliki asumsi pertumbuhan ekonomi tinggi. Estimasi ini bisa berakhir pada ketidakkonsistenan dengan realita ekonomi,” tekannya.

Pada Jumat sebelumnya, pemerintah menyatakan bakal meminjam sebanyak US$159 miliar pada tahun fiskal yang dimulai 1 April, 54 persen lebih tinggi dibandingkan bujet.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ropesta Sitorus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper