Bisnis.com, JAKARTA – Sebanyak 500 Tenaga Kerja Asing (TKA) asal China yang ditunda kedatangannya oleh Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) akan bekerja menyelesaikan pabrik baterai lithium. Kendati demikian, pabrik tersebut nantinya akan diisi oleh para pekerja lokal.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, 500 TKA China tersebut nantinya akan bekerja di PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI), Konawe, Sulawesi Tenggara. VDNI merupakan pabrik yang akan memproduksi nikel menjadi lithium untuk bahan baku baterai mobil listrik.
Dia menuturkan bahwa kedatangan 500 TKA China ke Sultra itu untuk mempercepat pembangunan smelter.
“Saat ini mereka sedang mengurus perizinan, karena proses itu tidak sebentar. Kemungkinan mereka akan masuk sekitar Juni atau Juli mendatang,” katanya dalam sebuah wawancara yang disiarkan di akun youtube RRI Net Official, Minggu (10/5/2020).
Luhut mengatakan, kehadiran pekerja asing itu masih dibutuhkan oleh Indonesia. Pasalnya, Indonesia belum memiliki kualitas tenaga kerja yang mumpuni untuk mengerjakan proyek smelter tersebut.
“Memang harus diakui (tenaga kerja) kita belum siap menghadapi industri seperti ini. Oleh karena itu, pembangunan ini masih dilakukan oleh tenaga asing menggunakan teknologi VDNI yang berasal dari China,” jelasnya.
Baca Juga
Meski demikian, dirinya menjamin pabrik tersebut nantinya akan diisi oleh tenaga kerja asal Indonesia. Hal ini akan dilakukan dengan melatih para pekerja pada politeknik yang saat ini tengah dibangun di daerah tersebut dan juga proses alih teknologi dengan para TKA.
“Sekitar 92 hingga 93 persen tenaga kerja yang mengisi pabrik tersebut nantinya akan diisi oleh pegawai lokal,” katanya.
Dia melanjutkan, pandemi virus Corona (Covid-19) menghambat proyek hilirisasi nikel menjadi lithium. Setelah pandemi corona mereda, Luhut memperkirakan proyek akan kembali berjalan pada Juli mendatang dengan targetnya operasi pada 2023. Dengan demikian, Indonesia akan dapat masuk ke industri bahan baku baterai mobil listrik.
“Karena, mulai 2025 diperkirakan orang-orang di Eropa sudah tidak menggunakan mobil berbahan bakar minyak lagi,” ujarnya.