Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Siap Hadapi China, AS Tarik Sistem Anti Rudalnya di Arab Saudi

Amerika Serikat dilaporkan menarik sistem anti-rudal Patriot serta aset militer lainnya dari kerajaan Arab Saudi yang menumpuk saat terjadi ketegangan dengan Iran pada tahun lalu.
USS Gabrielle Giffords tengah berpartroli di Laut China Selatan. Video koleksi Youtube US Navy diposting 14 April 2020
USS Gabrielle Giffords tengah berpartroli di Laut China Selatan. Video koleksi Youtube US Navy diposting 14 April 2020

Bisnis.com, JAKARTA - Amerika Serikat dilaporkan menarik sistem anti-rudal Patriot serta aset militer lainnya dari kerajaan Arab Saudi yang menumpuk saat terjadi ketegangan dengan Iran pada tahun lalu.

Harian Wall Street Journal (WSJ), sebagaimana mengutip pejabat AS yang tidak mau disebutkan namanya, melaporkan bahwa empat baterai rudal darat-ke-udara Patriot, yang dimaksudkan untuk melindungi serangan rudal dan pesawat, akan dipindahkan dari fasilitas minyak Arab Saudi.

Puluhan personel militer yang dikerahkan bersama dengan baterai juga akan dipindahkan, kata para pejabat kepada WSJ.

Dua skuadron pesawat tempur AS telah meninggalkan wilayah itu dan para pejabat AS sedang mempertimbangkan pengurangan kehadiran Angkatan Laut AS di Teluk. Pengurangan senjata itu dikatakan berdasarkan penilaian oleh beberapa pejabat bahwa Teheran tidak lagi menjadi ancaman langsung bagi kepentingan strategis AS.

Para pejabat AS, seperti dikutip Aljazeera.com, Jumat (8/4/2020), mengatakan mereka percaya bahwa serangan pada Januari yang menewaskan seorang jenderal Iran, Qassem Soleimani serta pandemi virus corona telah mengurangi kemampuan Teheran di wilayah tersebut.

Pentagon sedang mempertimbangkan mengalihkan aset terbatas untuk berurusan dengan prioritas lain. Salah satunya adalah untuk antisipasi melawan pengaruh militer China yang semakin meluas di Asia.

Hubungan yang secara tradisional hangat antara AS dan Arab Saudi memburuk dalam beberapa pekan terakhir. Alasannya karena harga minyak jatuh akibat perang harga minyak Arab Saudi dengan Rusia di tengah melemahnya permintaan akibat pandemi virus corona. Selaian itu, banyak perusahaan minyak AS menghadapi kebangkrutan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper