Bisnis.com, JAKARTA - Ekonomi Filipina mengalami kontraksi pada kuartal pertama karena langkah-langkah karantina ketat untuk menahan wabah virus Corona atau Covid-19 dengan menutup sebagian besar kegiatan bisnis dan mengurangi konsumsi.
Dilansir Bloomberg,Kamis (7/5/2020), Otoritas Statistik Filipina menyatakan produk domestik bruto turun 0,2 persen pada kuartal pertama dibandingkan dengan tahun lalu. Angka itu lebih buruk daripada estimasi median survei ekonom Bloomberg sebesar 2,9 persen dan merupakan kontraksi pertama sejak kuartal keempat 1998.
Sementara itu, Menteri Keuangan Carlos Dominguez mengatakan kemerosotan ekonomi bisa lebih dalam dari yang diperkirakan setelah penutupan di wilayah ibukota Filipina dan daerah-daerah terdekat diperpanjang hingga 15 Mei 2020.
Awalnya PDB diproyeksikan berkontraksi sebanyak 0,8 persen tahun ini, dengan asumsi wabah berlangsung hingga Juni
Presiden Rodrigo Duterte berencana untuk membuka kembali perekonomian secara bertahap mulai 15 Mei, memungkinkan pembangunan, manufaktur, dan layanan penting lainnya dimulai kembali.
Sementara itu, Filipina sedang menyusun rencana pemulihan ekonomi untuk mendukung industri-industri yang terpukul, meningkatkan pendanaan melalui penjualan obligasi US$2,35 miliar dan sebanyak US$7 miliar dalam bentuk pinjaman lunak dari pemberi pinjaman multilateral.
Baca Juga
Di sisi lain, bank sentral telah memotong suku bunga acuan sebesar 1,25 poin persentase dan rasio persyaratan cadangan bank sebesar 2 poin persentase tahun ini untuk membantu meningkatkan perekonomian.