Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemda Diminta Gunakan Narasi yang Sama dalam Penanganan Covid-19

Narasi yang sama dapat tergambar dari kota-kota seperti Jabodetabek di mana seluruh daerah memiliki keterkaitan untuk mengatasi pandemi Covid-19.
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian memberikan keterangan pers usai melakukan koordinasi, di Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, Rabu (18/3/2020). ANTARA FOTO/Novrian Arbi
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian memberikan keterangan pers usai melakukan koordinasi, di Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, Rabu (18/3/2020). ANTARA FOTO/Novrian Arbi

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian meminta pemerintah daerah menggunakan narasi yang sama dengan pemerintah pusat untuk menghadapi meluasnya pandemi Covid-19.

“Pemikiran kita adalah sama, yaitu untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah Covid-19. Terkait Covid-19 ini, kita harus memiliki narasi yang sama," katanya melalui keterangan resmi yang diterima Bisnis, Selasa (5/5/2020).

Narasi yang sama dapat tergambar dari kota-kota seperti Jabodetabek di mana seluruh daerah memiliki keterkaitan untuk mengatasi pandemi ini. Tito menyebut Jakarta sebagai daerah megapolitan tidak dapat memisahkan diri dari kota satelit di sekitarnya.

Kondisi ini mengindikasikan apapun yang terjadi di Jakarta, dengan cepat akan berefek pada daerah sekitarnya. Gejolak yang terjadi di Jakarta dan daerah sekitarnya akan juga mmpengaruhi berbagai sektor di kawasan sekitar.

Saat ini, lanjut Mendagri, Jakarta adalah daerah dengan jumlah pasien positif Covid-19 dan kematian tinggi. Situasi ini secara otomatis ini juga akan berdampak pada daerah sekitarnya. Pasalnya perpindahan orang dari dan ke Jakarta cukup tinggi.

"Karena itulah Kemendagri memberikan memberikan perhatian kepada daerah-daerah yang menjadi daerah merah tertinggi.”
Mendagri telah berkunjung ke sejumlah daerah seperti Jakarta, Jawa Barat, Banten, serta Depok, dia akan berkunjung ke Kota dan Kabupaten Bekasi dalam waktu dekat.

Adapun kata Tito, pandemi Covid-19 berdampak pada banyak sektor seperti pariwisata termasuk banyak hotel dan restoran yang tutup atau dibatasi dengan pembatasan sosial. Pabrik-pabrik ikut tutup karena adanya pembatasan tranportasi. Akibatnya demand atau permintaan juga jatuh.

"Kita melihat bahwa krisis kesehatan di Indonesia juga berdampak pada konomi dari yang besar sampai yang kecil, dari perusahaan-perusahaan besar, menegah sampai yang mikro sampai yang ultra mikro, tukang-tukang gorengan segala macam, semua terdampak. Semua mengalami, pusat mengalami pukulan dari krisis ekonomi, lari ke krisis keuangan," katanya.

Kendati begitu dia menekankan kesehatan masyarakat lebih penting dibandingkan dengan dampak ekonomi yang timbuh. Namun, menjaga ekonomi juga tidak dapat diabaikan. Sebab pandemi membuat pendapatan ekonomi menurun, sementara untuk membiayai kesehatan masyarakat perlu biaya.

"Kalau duitnya tidak ada bagaimana, uangnya dari mana. Itu dari ekonomi. Sebaliknya kecepatan kita dalam menangani Covid-19 akan membuat ekonomi cepat pulih juga, sehingga dua duanya ini tidak boleh salah satu dikosongkan atau dihilangkan," ujar Tito.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rayful Mudassir
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper