Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Iran Berencana Buka Kembali Masjid dan Sekolah

Pemerintah Iran menutup masjid dan melarang pertemuan massa sejak pertengahan Maret.
Iran/Reuters
Iran/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Iran berencana membuka kembali masjid dan sekolah di wilayah yang secara konsisten bebas Covid-19 saat pemerintahan Presiden Hassan Rouhani mulai memberi kelonggaran aturan pembatasan untuk mengendalikan penyebaran virus.

Pemerintah menutup masjid dan melarang pertemuan massa sejak pertengahan Maret, yaitu ketika virus mewabah di Iran, negara di kawasan Timur Tengah yang paling terdampak Covid-19. Oleh karena itu, banyak warga Iran mengikuti kegiatan keagamaan dari dalam mobil selama bulan suci Ramadhan.

Televisi pemerintah dan video di media sosial menunjukkan orang-orang duduk dalam mobil sambil menonton ceramah yang disiarkan lewat layar lebar di taman mobil Teheran.

"Masjid akan kembali dibuka di 132 'kota putih' yang berisiko rendah mulai Senin (4/5). Ibadah shalat Jumat juga dapat kembali dilaksanakan di daerah tersebut... Namun, seluruh kegiatan wajib mengikuti prosedur kesehatan," kata Rouhani dalam pertemuan yang disiarkan televisi.

Kementerian Kesehatan Iran membagi daerah dalam kategori, yakni putih, kuning, dan merah. Pembagian warna itu mengacu pada jumlah pasien positif dan korban jiwa akibat Covid-19.

Kementerian Kesehatan pada Sabtu (2/5) mengatakan tingkat penularan "perlahan" mulai turun di Iran. Otoritas setempat telah melaporkan 96.448 kasus positif Covid-19 dan 6.156 korban jiwa.

Pemerintah juga telah mencabut larangan berpergian antarkota. Mal dengan pusat perbelanjaan skala besar, juga dapat kembali beroperasi. Namun, sejumlah ahli kesehatan mengingatkan langkah itu berisiko menyebabkan gelombang penularan baru.

Sementara itu, sekolah dan universitas tetap ditutup. Kompetisi olahraga juga masih dilarang. Namun, Rouhani sempat menyampaikan rencana akan membuka kembali sekolah.

"Sekolah di wilayah putih dan daerah berisiko rendah akan kembali dibuka pada 16 Mei...Namun, kami akan terus mengevaluasi perkembangan situasi," kata Rouhani.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper