Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pejabat Militer Memata-matai Wartawan di Kolombia Dipecat

Sejumlah pejabat militer di Kolombia dipecat karena melakukan tindakan mata-mata termasuk terhadap wartawan.
Seorang anak lelaki berjalan di antara prajurit dalam parade militer peringatan kemerdekaan Kolombia ke-208 di Bogota pada Jumat (20/7/2018)./Antara/Reuters
Seorang anak lelaki berjalan di antara prajurit dalam parade militer peringatan kemerdekaan Kolombia ke-208 di Bogota pada Jumat (20/7/2018)./Antara/Reuters

Bisnis.com, BOGOTA – Kementerian pertahanan Kolombia mengumumkan pemecatan 11 pejabat militer dan pengunduran diri seorang jenderal terkait penyelidikan yang sedang berlangsung terhadap tuduhan bahwa tentara memata-matai wartawan, politisi, hakim, dan anggota militer lain.

Kementerian pertahanan Kolombia tidak menyebutkan nama orang-orang yang diberhentikan atau jenderal yang mengundurkan diri itu.

Jaksa Agung Kolombia membuka penyelidikan pada Januari setelah majalah berita lokal Semana menerbitkan artikel yang menyampaikan tentang tuduhan memata-matai itu.

Ada beberapa skandal peretasan yang melibatkan militer dalam beberapa tahun terakhir, termasuk tuduhan pejabat memata-matai beberapa perunding dalam pembicaraan dengan anggota kelompok pemberontak Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC), yang akhirnya mengarah pada sebuah perjanjian damai pada 2016.

Menteri Pertahanan Carlos Holmes Trujillo mengatakan keputusan untuk memberhentikan para pejabat militer dari tugas mereka dibuat berdasarkan dugaan tersebut.

"Hari ini 11 pejabat akan dicopot dari jabatan mereka dan pensiun dari dinas aktif, juga seorang brigadir jenderal telah meminta untuk secara sukarela diberhentikan dari dinas aktif," kata Trujillo pada suatu konferensi pers.

"Investigasi sedang berlangsung," ujar Trujillo sebagaimana dilansir Antara pada Sabtu (2/5/2020) dengan mengutip Reuters.

Pada Jumat (1/5/2020), majalah berita lokal Semana menindaklanjuti laporannya mengenai kasus mematai-matai tersebut dengan lebih detail, termasuk mencantumkan beberapa nama orang yang diduga menjadi korban.

Laporan itu menyebutkan bahwa akun milik lebih dari 130 orang, termasuk wartawan untuk media asing dan domestik, diretas dan informasi tentang kontak mereka, keluarga dan alamat dikumpulkan. Namun, Reuters tidak dapat memverifikasi laporan itu secara independen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Antara/Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper