Bisnis.com, JAKARTA – Volvo Cars berencana melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 1.300 karyawan di kantor cabang di Swedia di tengah pandemi Covid-19.
Rencana PHK ini diumumkan meskipun produsen mobil ini mengatakan perlu meningkatkan peralihan ke produk dan model bisnis baru.
PHK semakin mendesak untuk dilakukan karena kebijakan pembatasan aktivitas sosial serta larangan perjalanan turut berdampak negatif terhadap penjualan mobil.
Pandemi virus corona telah memaksa produsen mobil di seluruh dunia untuk menghentikan produksi dan bereaksi anjloknya permintaan.
Adapun Volvo membuka kembali pabriknya di Swedia minggu lalu setelah ditutup selama hampir satu bulan.
"Kami tidak dapat mengharapkan pelanggan kembali dan membeli produk kami seperti sebelum krisis," kata CEO Hakan Samuelsson dalam sebuah wawancara telepon, seperti dikutip Bloomberg.
Baca Juga
"Virus corona membuat semakin pentingnya perubahan cepat di perusahaan, melakukannya dengan redundansi sukarela tidak akan cukup cepat," lanjtnya.
Zhejiang Geely Holding Group Co. mengakuisisi Volvo Cars dari Ford Motor Co. setelah krisis keuangan. Sejak saat itu, produsen mobil ini telah mengubah lini usahanya dan berinvestasi dalam model bisnis baru, termasuk layanan berlangganan dan car sharing.
Perusahaan juga telah meluncurkan model mobil listrik pertama dan akan meningkatkan porsi mobil listrik menjadi 50 persen dari penjualan pada tahun 2025.
PHK yang diumumkan pada hari Rabu akan mengurangi staf di area yang bukan menjadi fokus, seperti kegiatan terkait produksi dan pengujian mesin pembakaran, kata Samuelsson.
Perusahaan juga mengatakan operasional produksi tidak akan terpengaruh oleh PHK ini.