Bisnis.com, JAKARTA - Ancaman PHK barangkali tak akan sampai membuat mahasiswa kehilangan mata pencaharian layaknya para buruh. Namun, bukan berarti para penghuni bangku kuliah itu bakal bebas dari pukulan telak dalam perjalanan kariernya.
Sebuah riset yang dilakukan lembaga asal Inggris, Resolution Foundation justru menyimpulkan bahwa para mahasiswa akan mengalami dampak berat akibat pandemi. Sebab, perekonomian dunia akan berada di titik terendah ketika mereka lulus dan mulai mencari pekerjaan.
"Hingga delapan tahun usai sebuah krisis ekonomi, pencari kerja dari kalangan lulusan baru akan mengalami kesulitan berat," ujar Laura Gardiner selaku Kepala Penelitian Resolution Foundation, seperti dilansir Bloomberg.
Menurut Gardiner, setelah pandemi ini perusahaan bakal lebih selektif dan melakukan efisiensi dalam perekrutan karyawan. Yang kemudian jadi masalah, di tengah lapangan kerja yang semakin sempit itu, para lulusan baru punya prospek mendapat kerja lebih ringan ketimbang orang-orang yang sudah berpengalaman.
Di negara kelahirannya, Inggris, Gardiner sendiri berani memprediksi kesulitan tingkat lapangan kerja bakal lebih tinggi ketimbang era 1980an. Tepatnya pada 1984, kala Inggris di bawah kepemimpinan Margaret Thatcher sempat mencatatkan angka pengangguran 12 persen.
Seandainya tak sampai seburuk itu, Gardiner meyakini tingkat pengangguran di Negeri Ratu Elizabeth tak akan jauh dari kisaran 10 persen. Angka ini bahkan lebih parah dari masa krisis 2008, di mana saat itu tingkat pengangguran Inggris berada pada level 6,7 persen.
"Kita selalu berpikir bahwa masalah pengangguran adalah isu yang mudah bagi Inggris sejak pengalaman krisis terakhir. Padahal, situasi ke depan bisa jadi lebih sulit karena lapangan kerja untuk para lulusan baru juga akan semakin sempit," tandas Gardiner.