Bisnis.com, JAKARTA - Pandemi Covid-19 sangat berimplikasi luas, tidak hanya dari sisi ekonomi tapi juga sosial.
Pemberitaan mengenai Covid-19 yang masif ditambah minimnya edukasi serta transparansi data terkait Covid-19 bisa membuat publik ragu terhadap orang-orang yang diduga terpapar virus Corona ini.
Saat ini kekuatan data sangat membantu kerja jurnalistik dalam memberitakan penanganan bencana.
“Data sangat penting dan jurnalis sangat berperan penting di dalamnya. Pembukaan data sangat penting untuk mengetahui situasi yang sedang terjadi saat ini” ujar Ketua Umum JBK Ahmad Arif dalam seminal melalui jaringan Internet atau webinar, Selasa (28/4/2020).
Ahmad Arif menjelaskan tantangan bagi jurnalis di Indonesia adalah yang cenderung tertutup, terjadi stigmatisasi, minimnya data saintifikasi dari Indonesia, dan warga enggan melapor karena takut membahayakan orang lain dan tenaga medis.
“Saat ini data didominasi oleh pemerintah. Kami percaya bahwa pandemi harus diselesaikan dengan kolaborasi. Saat ini kami sedang berkoordinasi dengan BNPB, Koalisi OMS, IDI, Pemprov, Pemkot atau Pemda, media, organisasi Masyakarat Sipil” tambah Ahmad Arif.
Melalui Lapor Covid-19, dan berkoordinasi dengan warga, antarlembaga, tim medis, dinas terkait, pemerintah daerah dan pusat, serta elemen warga lain diharapkan data bisa terbuka. Dengan begitu jurnalis bisa mendapatkan data yang akurat dan melaporkannya kepada masyarakat dengan baik.