Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kematian Akibat Covid-19 di Dunia Capai 200.000 Kasus

Hal tersebut ditunjukan oleh angka-angka yang dihimpun oleh Universitas Johns Hopkins.
Mobil ambulans siaga di sebuah rumah sakit di London, Inggris, di tengah pandemi corona./Bloomberg
Mobil ambulans siaga di sebuah rumah sakit di London, Inggris, di tengah pandemi corona./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Lebih dari 200.000 orang di seluruh dunia kini telah meninggal karena virus corona atau Covid-19. Hal tersebut ditunjukan oleh angka-angka yang dihimpun oleh Universitas Johns Hopkins.

Dikutip dari BBC, ada lebih dari 2,8 juta kasus yang terkonfirmasi Covid-19. Itu terjadi setelah jumlah kematian di AS melewati 50.000 orang.

Media pemerintah China melaporkan kematian pertama yang diketahui terkait dengan virus pada 11 Januari. Saat ini, lebih dari 210 negara dan wilayah telah melaporkan kasus. Lima negara kini telah melaporkan jumlah kematian di atas 20.000 meskipun cara kematian dihitung sangat bervariasi.

AS, Italia dan Spanyol menjadi negara dengan jumlah kematian tertinggi akibat wabah tersebut.

Sementara itu, Departemen Kesehatan Inggris mengumumkan bahwa lebih dari 20.000 orang kini meninggal akibat virus corona di rumah sakit Inggris. Lantaran data harian Inggris tidak mencatat orang yang meninggal di rumah atau di panti jompo, angka kematian akibat Covid-19 sebenarnya lebih tinggi.

Menteri Dalam Negeri Inggris Priti Patel menggambarkan itu sebagai tonggak sejarah yang tragis dan mengerikan. Menurutnya, saat ini seluruh bangsa sedang berduka.

Prancis, yang memasukkan kematian di panti jompo dalam statistiknya, mencatat jumlah korbannya meningkat 369 pada hari Sabtu (25/4/2020).

Ada 22.614 kematian akibat virus di Prancis sejak awal Maret, tetapi pejabat kesehatan mengatakan tingkat kematian di rumah sakit menurun, dan jumlah orang dalam perawatan intensif telah menurun selama tujuh belas hari berturut-turut.

Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa sementara sebagian besar epidemi di Eropa Barat tampaknya stabil atau menurun, bagi banyak negara penyakit ini baru saja mulai.

"Dan beberapa (negara) yang terkena dampak awal pandemi sekarang mulai melihat kebangkitan dalam kasus-kasus," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper