Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ketahanan Deutsche Bank Hadapi Dampak Corona Dipertanyakan

Kondisi ekonomi yang mengalami penurunan akibat virus corona menimbulkan pertanyaan bagaimana dampaknya terhadap bank asal Jerman ini.
Kantor Deutsche Bank di London/Reuters-Luke MacGregor
Kantor Deutsche Bank di London/Reuters-Luke MacGregor

Bisnis.com, JAKARTA -- Kondisi kantor pusat Deutsche Bank AG di Frankfurt, Jerman, saat ini dalam kondisi tertekan. Pada akhir Maret lalu para debitur mempercepat penarikan kredit yang membuat bagian tresuri bank dalam keadaan waspada.

Seperti dilansir dari Bloomberg, Senin (20/4/2020), berdasarkan sumber yang mengetahui kondisi di Deutsche Bank, likuiditas tidak pernah menjadi sebuah isu bagi perusahaan tersebut.

Namun situasi saat ini, yang juga menjadi perhatian Bank Sentral Eropa, menggarisbawahi kondisi bank yang masih rapuh dalam beberapa bulan terakhir di bawah kebijakan restrukturisasi radikal CEO Christian Sewing.

Deutsche Bank berada di bawah pengawasan karena pemerintah bergantung pada perbankan untuk menyalurkan dana triliunan dolar ke korporasi yang terdampak virus corona.

Kondisi ekonomi yang mengalami penurunan menimbulkan pertanyaan bagaimana dampaknya terhadap bank asal Jerman ini.

Pasalnya, Deutsche Bank membukukan kerugian selama lima tahun berturut-turut dan apakah jaminan pemerintah bisa menjamin bank ini untuk tetap menyalurkan pinjaman.

"Krisis ini menjadi waktu yang buruk bagi Deutsche Bank," kata Ingo Frommen, analis dari Landesbank Baden-Wuerttemberg di Stuttgart, yang merekomendasikan hold untuk saham Deutsche Bank.

Menurutnya, CEO Deutsche Bank Christian Sewing telah berhasil mendapatkan kepercayaan kembali dari pada investor. Namun, yang menjadi pertanyaan saat ini adalah seberapa kuat Deutsche Bank menghadapi krisis.

Bank terbesar di Jerman tersebut juga masih menghadapi tantangan di pasar modal Wall Street. Deutsche Bank telah mencoba meyakinkan para pemegang saham bahwa kondisi bank saat ini lebih kuat dibandingkan dengan krisis sebelumnya.

Pada pertengahan Maret, manajemen menyatakan bisnis sepanjang tahun berjalan melanjutkan tren positif dari kuartal akhir 2019.

Namun, kebijakan Sewing untuk fokus pada pembiayaan eksportir menjadi masalah karena banyak perusahaan tersebut berada di pusaran badai akibat corona.

Seorang sumber menyatakan pimpinan Deutsche Bank, termasuk Sewing, sedang mempertimbangkan untuk memangkas target pendapatan jangka menengah untuk kedua kalinya.

Keputusannya mungkin masih menunggu dampak dari krisis corona menjadi lebih jelas, tetapi perusahaan telah menyatakan pada Maret lalu jika pandemi corona berpotensi mempengaruhi target bisnis.

Para analis meragukan Deutsche Bank bisa mendekati target pendapatan jangka menengah senilai 24,5 miliar euro, dengan perkiraan konsensus senilai 21,3 miliar euro pada 2022.

Sayangnya, juru bicara Deutsche Bank menolak untuk menanggapi hal tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper