Bisnis.com, JAKARTA - Morgan Stanley menyatakan mayoritas negara-negara di Asia akan mengalami tekanan besar akibat wabah Covid-19 pada kuartal II/2020.
Konsensus ekonom Morgan Stanley termasuk Deyi Tan, dilansir Bloomberg, Jumat (17/4/2020) mengungkapkan Asia, kecuali Jepang, akan mengalami dua kontraksi ekonomi secara berturut-turut.
Pasalnya, mereka berpendapat periode lockdown dan pembatasan sosial masih akan berlangsung, serta masih ada sejumlah negara yang bahkan belum mencapai infeksi puncaknya.
India, Malaysia, dan Filpina misalnya, ketiga negara ini telah memperpanjang masa lockdown. Tak jauh berbeda, Indonesia juga memperluas skala pembatasan sosial hingga ke kawasan di luar Jakarta, dan Singapura memperketat kebijakan pembatasan sosialnya.
Morgan Stanley memperkirakan pertumbuhan ekonomi di Asia, di luar Jepang, akan menyusut 1 persen pada kuartal kedua tahun ini. Jika China dikeluarkan dari daftar ini, maka ekonomi kawasan ini bakal terpangkas lebih dalam yakni 3,8 persen pada kuartal II/2020.
Ekonomi China bahkan tercatat mengalami kontraksi pertama selama beberapa dekade belakangan, dan diprediksi hanya tumbuh 1,5 persen pada kuartal kedua tahun ini.
Baca Juga
“Kami memproyeksi ekonomi Asia [kecuali Jepang] trennya akan melemah, dengan kontraksi China terdalam pada kuartal satu tahun ini. Di balik tantangan ini, keberlanjutan pembatasan sosial yang lunak hingga penemuan vaksin akan memacu pemulihan pada enam bulan kedua tahun ini,” kata lembaga ini.
Beberapa indikator makro di Asia, kecuali Jepang, yang disurvei Morgan Stanley kebanyakan menunjukkan pelemahan atau stabilitas yang lemah. Beberapa sektor di China, termasuk produksi dan jasa, telah kembali beroperasi dengan kapasitas 75 persen-95 persen saat ini.