Bisnis.com, JAKARTA - Produsen mobil di Amerika Serikat ingin segera kembali kembali berproduksi dengan kapasitas normal setelah penghentian operasi menyebabkan kerugian hingga miliaran dolar setiap minggu.
Namun, pengalaman pabrikan China membuktikan setidaknya butuh waktu dua bulan untuk kembali ke operasi normal. Itu pun karena Pemerintah China secara masif menggunakan aplikasi seluler pelacakan pasien positif virus Corona yang memungkinan penanganan menjadi lebih efektif.
Pabrik-pabrik di Amerika Utara berpotensi mendapatkan keuntungan serupa setelah Apple Inc. dan Google mengembangkan teknologi penelusuran kontak, meski dibutuhkan partisipasi sukarela dari pengguna telepon genggam. Namun, ketegangan yang timbul antara Presiden Donald Trump dan gubernur negara bagian menunjukkan upaya pemerintah AS tidak terpusat seperti China.
"Disiplin adalah kunci keberhasilan. Di China, ada mandat yang keluar. Di sini, ada permintaan," kata Jim Tobin, presiden operasi Asia produsen suku cadang mobil Magna International Inc., dilansir Bloomberg, Kamis (16/4/2020).
Magna dan perusahaan lain menerapkan belasan protokol kesehatan termasuk pemeriksaan suhu dan jarak fisik sebelum membuka pabrik dalam satu shift. Kini banyak pabrik kendaraan dan suku cadang di Amerika Utara telah menjalankan banyak shift kerja untuk memenuhi permintaan yang masih stabil. Alhasil, penjualan telah meningkat, meskipun tidak mungkin pulih dengan cepat.
Tesla Inc. dan Fiat Chrysler Automobiles NV berencana untuk mulai membuka kembali pabrik AS pada 4 Mei 2020 setelah menganggur pada pertengahan Maret. General Motors Co dan Ford Motor Co belum mengumumkan jadwal pembukaan kembali fasilitas produksi, sementara Toyota Motor Corp dan Honda Motor Co mengatakan akan beroperasi pada 1 Mei 2020.
Baca Juga
Menetapkan tenggat kembali beroperasi akan mengirim pesan kepada pemasok untuk mulai menyiapkan inventaris suku cadang. Namun, hal itu tidak mudah dilakukan karena upaya pencegahan di banyak negara dengan kebijakan karantina masih diterapkan.
Produksi sebuah unit kendaraan memerlukan ribuan bagian yang disuplai melalui rantai pasokan. Kini para produsen mobil di AS juga tidak hanya harus memperhitungkan kesiapan rantai pasokan tetapi juga kebutuhan alat kesehatan di seluruh negeri.
"Apa yang perlu dilakukan oleh produsen adalah dapat memetakan negara bagian, wilayah, dan tempat para produsen terdampak kebijakan lockdown dan stay-at-home," kata Brian Collie, kepala praktik otomotif A.S. Boston Consulting Group.
Bahkan di negara bagian di mana warga diizinkan kembali bekerja, perusahaan otomobil kemungkinan akan menggunakan shift yang renggang untuk meningkatkan protokol keamanan jarak fisik. Selain itu ada potensi ketidakhadiran karyawan yang tinggi sebab pekerja berusia tua takut terinfeksi virus.
Ann Marie Uetz, mitra yang berbasis di Detroit di firma hukum Foley dan Lardner LLP mengatakan, pemasok spare part biasanya memerlukan satu atau dua minggu kerja lebih awal untuk mendukung kemampuan produsen mobil kembali merakit dan memproduksi kendaraan.
Selain itu, ada dua halangan utama yang akan dihadapi para pekerja di rantai pasokan, yakni anak-anak dan arus kas. Banyaknya sekolah yang ditutup hingga akhir tahun, mengharuskan pekerja yang memiliki anak harus menemukan tempat penitipan sebelum kembali ke pabrik. Banyak pula yang khawatir akan membawa virus pulang ke rumah.
Masalah lainnya yakni arus kas. Produksi yang telah ditutup selama sekitar satu bulan, menyebabkan persediaan kas pemasok terkuras dan banyak yang membutuhkan mulai kembali berproduksi. Beberapa industri telah mendapat bantuan dari pemerintah, tetapi para produsen mobil juga sedang merundingkan cara untuk membantu pemasok.