Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

WHO : Pandemi Covid-19 Belum Capai Puncaknya

WHO mengingatkan bahwa pandemi corona belum tiba di titik puncaknya.
Seorang pekerja laboratorium menunjukkan vial (tabung penampung cairan untuk kepentingan farmasi) yang digunakan dalam kit uji diagnostik virus corona di fasilitas produksi TIB Molbiol Syntheselabor GmbH di Berlin, Jerman, pada 6 Maret 2020./Bloomberg
Seorang pekerja laboratorium menunjukkan vial (tabung penampung cairan untuk kepentingan farmasi) yang digunakan dalam kit uji diagnostik virus corona di fasilitas produksi TIB Molbiol Syntheselabor GmbH di Berlin, Jerman, pada 6 Maret 2020./Bloomberg

Bisnis.com, JENEWA – Jumlah kasus baru Covid-19 berkurang di beberapa negara Eropa, termasuk di Italia dan Spanyol, tapi wabah masih berkembang di Inggris dan Turki.

"Secara global, 90 persen kasus di dunia berasal dari Eropa dan Amerika Serikat. Jadi, kita tentu belum melihat puncaknya," kata juru bicara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Margaret Harris di Jenewa, Swiss, pada Selasa (14/4/2020) malam WIB.

WHO akan mengeluarkan panduan untuk negara-negara anggota yang di dalamnya tercantum enam langkah yang perlu mereka pastikan sebelum mulai melonggarkan aturan pembatasan. "Yang paling penting apakah penularan telah dikendalikan."

AS, kata Margaret Harris, memiliki epidemi terbesar saat ini. Mengenai langkah AS yang menarik diri sebagai pendonor dana bagi WHO, dia mengutarakan: "Akan selalu ada kritik terhadap organisasi, penting untuk mendengarkan kritik terutama kritik konstruktif. pekerjaan kami akan berlanjut terlepas dari masalah apa pun."

Presiden AS Donald Trump mengatakan telah menginstruksikan pemerintahannya agar sementara waktu menghentikan pendanaan untuk WHO.

Langkah ini diambil Trump karena memandang badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tersebut gagal untuk berbagi informasi tentang pandemi Covid-19.

Rusia menjadi sumber terbesar kasus impor China, dengan total 409 infeksi berasal dari negara tetangga di sebelah utara itu.

"China sebenarnya sekarang benar-benar fokus untuk melihat, selain memastikan bahwa tidak ada kasus lokal baru, tapi ancaman terbesar mereka adalah kasus dari luar negeri," kata Margaret Harris.

Mengenai vaksin, dia mengatakan belum bisa diharapkan, setidaknya selama 12 bulan ke depan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara/Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper