Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasien Sembuh Kembali Positif Corona Meningkat di Korsel

Korea Selatan melaporkan pada Senin (13/4/2020) setidaknya 116 orang yang sempat dinyatakan sembuh dari virus corona telah kembali dites dengan hasil positif.
Para peneliti mendemonstrasikan sampel iLAMP Novel-Coronavirus Detection Kit di kantor iONEBIO's di Seongnam, Korea Selatan, pada 26 Maret 2020./Antara/Reuters
Para peneliti mendemonstrasikan sampel iLAMP Novel-Coronavirus Detection Kit di kantor iONEBIO's di Seongnam, Korea Selatan, pada 26 Maret 2020./Antara/Reuters

Bisnis.com, SEOUL – Korea Selatan melaporkan pada Senin (13/4/2020) setidaknya 116 orang yang sempat dinyatakan sembuh dari virus corona telah kembali dites dengan hasil positif, meskipun para pejabat menyiratkan akan dilakukan pelonggaran pembatasan ketat yang bertujuan mencegah wabah baru.

Korea Selatan melaporkan hanya 25 kasus baru secara keseluruhan, tetapi mencatat peningkatan pasien "yang kembali positif" yang telah menimbulkan kekhawatiran ketika negara itu berupaya untuk memberantas infeksi.

Pihak berwenang masih menyelidiki penyebab kekambuhan itu. Namun, Jeong Eun-kyeong, Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC), mengatakan virus itu mungkin telah kembali aktif dan bukannya pasien yang terinfeksi ulang.

Para ahli lain mengatakan tes yang salah mungkin juga berperan, atau sisa-sisa virus mungkin masih ada dalam tubuh pasien tetapi tidak menular atau membahayakan pasien atau orang lain.

Laporan 116 kasus itu lebih dari dua kali lipat dari 51 kasus yang dilaporkan Korea Selatan seminggu sebelumnya.

Korea Selatan berencana mengirim 600.000 alat uji virus corona ke Amerika Serikat pada Selasa (14/4/2020), pengiriman pertama setelah permintaan dari Presiden AS Donald Trump, menurut seorang pejabat Seoul.

Sementara itu, para pemimpin pemerintahan meminta warga Korea Selatan untuk terus mengikuti panduan dan pembatasan pada pertemuan sosial, tetapi mengisyaratkan bahwa kebijakan itu dapat segera dilonggarkan.

Korea Selatan telah mengimbau warga untuk mengikuti jarak sosial yang ketat hingga setidaknya 19 April, tetapi karena kasus-kasus menurun dan cuaca membaik, semakin banyak orang yang melanggar kebijakan itu.

Pada pertemuan manajemen bencana pada Senin, Perdana Menteri Chung Sye-kyun mengatakan pemerintah segera mencari cara untuk melonggarkan kebijakan itu, yang menyerukan orang untuk tinggal di rumah, menghindari pertemuan sosial dalam bentuk apa pun, dan hanya keluar karena alasan penting .

"Akhir pekan ini kami berencana meninjau kampanye jarak sosial kami yang telah kami lakukan sejauh ini dan membahas apakah kami akan beralih ke langkah-langkah keselamatan rutin," kata Chung.

Beberapa pemerintah daerah telah memberlakukan tindakan yang lebih ketat, termasuk menutup bar dan klub malam, melarang demonstrasi besar, dan membatasi layanan gereja.

Chung mengingatkan bahwa bahkan ketika pembatasan sudah dilonggarkan, negara itu tidak akan kembali beroperasi seperti sebelum wabah.

"Kami memerlukan pendekatan yang sangat hati-hati karena setiap pelonggaran jarak sosial dapat membawa konsekuensi yang tidak dapat diubah, dan harus merenungkan secara mendalam tentang kapan dan bagaimana kita beralih ke sistem baru," paparnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara/Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper