Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

G20 Didesak Bentuk Gugus Tugas Koordinasi Covid-19

Dalam sebuah surat terbuka yang ditujukan kepada para pemimpin G20, kelompok ini mendesak adanya kolaborasi dan komitmen global untuk memberikan dana jauh melebihi dari kapasitas berbagai lembaga internasional sekarang
Petugas medis bersiap memeriksa masyarakat di Michigan Health Professionals Covid-19 melalui fasilitas pengujian di Millennium Medical Group di Farmington Hills, Michigan, Amerika Serikat, Selasa (7/4/2020). Menurut data departemen kesehatan kota menunjukkan jumlah kasus virus corona yang dikonfirmasi dari Detroit terus meningkat lebih dari 5.500 pasien  dan 221 diantaranya meninggal. Bloomberg/Emily Elconin
Petugas medis bersiap memeriksa masyarakat di Michigan Health Professionals Covid-19 melalui fasilitas pengujian di Millennium Medical Group di Farmington Hills, Michigan, Amerika Serikat, Selasa (7/4/2020). Menurut data departemen kesehatan kota menunjukkan jumlah kasus virus corona yang dikonfirmasi dari Detroit terus meningkat lebih dari 5.500 pasien dan 221 diantaranya meninggal. Bloomberg/Emily Elconin

Bisnis.com, JAKARTA - Sebuah kelompok internasional beranggotakan 165 orang, termasuk 92 mantan presiden dan perdana menteri, bersama para pemimpin, pakar ekonomi dan kesehatan mendesak negara anggota G20 membentuk gugus tugas respons global pandemi virus Corona.

Kelompok ini juga menyerukan penyelenggaraan konferensi khusus untuk mengesahkan dan mengoordinasikan jutaan miliar dolar AS untuk melawan penyebaran virus corona.

Dalam sebuah surat terbuka yang ditujukan kepada para pemimpin G20, kelompok ini mendesak adanya kolaborasi dan komitmen global untuk memberikan dana jauh melebihi dari kapasitas berbagai lembaga internasional sekarang

Surat tersebut menyatakan situasi darurat ekonomi tidak akan selesai sampai permasalahan kesehatan ditangani. Sebab itulah pengadaan vaksin dan obat harus dipercepat. Permasalahan kesehatan tidak akan selesai hanya dengan memberantas wabah di satu negara saja, tetapi juga harus memastikan bahwa seluruh negara pulih dari Covid-19.

Berdasarkan keterangan tertulis yang diterima Bisnis, Kamis (9/4/2020), Surat tersebut memohon adanya kesepakatan untuk sejumlah hal. Pertama, US$8 miliar untuk mempercepat upaya pengadaan vaksin, obat dan penyembuhan.

Kedua, US$35 miliar untuk mendukung sistem kesehatan, mulai dari ventilator hingga peralatan tes, serta alat pelindung diri bagi petugas kesehatan.

Ketiga, US$150 miliar bagi negara berkembang untuk menghadapi krisis kesehatan dan perekonomian serta mencegah gelombang kedua dari penyebaran virus corona agar tidak kembali ke negara-negara yang terkena dampak gelombang pertama. Hal ini berarti menghapus pembayaran bunga utang dari negara-negara miskin, termasuk pembayaran sebesar 44 miliar Dollar AS dari Afrika.

Selain itu, hal lain yang diminta adalah tambahan anggaran sebesar 500-600 miliar Dollar AS dari IMF dalam bentuk special drawing rights (SDR).

Surat tersebut juga mendesak adanya koordinasi terkait stimulus fiskal untuk mencegah resesi berkembang menjadi depresi ekonomi.

Sambil menyambut pengumuman resmi dari G20 terkait krisis Covid-19, kelompok berisi 165 orang tersebut juga mendesak G20 untuk mempercepat pembentukan rencana tindakan.

"Semua sistem kesehatan dunia, bahkan yang paling maju dan memiliki anggaran yang baik pun, sedang goyah di bawah tekanan virus corona. Jika kita tidak melakukan apa-apa sementara wabah ini terus menyebar di kota-kota miskin di Afrika, Asia, dan Amerika Latin yang memiliki peralatan tes yang minim, tidak memiliki ventilator dan pasokan kesehatan yang memadai bahkan social distancing dan mencuci tangan pun sulit, maka Covid-19 akan terus ada - bahkan kembali muncul menyerang belahan dunia lainnya sehingga akan memperpanjang masa krisis ini," tulis kelompok itu dalam surat terbuka tersebut.

Para pemimpin dunia harus segera sepakat menyediakan US$8 miliar, sebagaimana ditetapkan oleh Global Preparedness Monitoring Board, untuk mengisi kesenjangan yang ada dalam merespon Covid-19. Upaya ini termasuk 1 miliar Dollar AS untuk WHO, US$3 miliar untuk pengadaan vaksin dan US$2,25 miliar untuk terapi pengobatan.

Negara-negara G-20 juga didorong untuk meningkatkan kapasitas global dan mendukung WHO dalam mengoordinasikan produksi dan pengadaan global terkait peralatan kesehatan, seperti alat tes, alat pelindung diri dan teknologi ITU untuk memenuhi permintaan global.

"Kita juga perlu memasok dan mendistribusikan peralatan-peralatan penting," lanjutnya.

Diperlukan anggaran sebesar US$30 miliar, sebagaimana ditekankan oleh WHO, untuk mendukung negara dengan sistem kesehatan yang lemah dan populasi kelompok rentan. Hal itu termasuk penyediaan alat-alat kesehatan yang vital, dukungan signifikan kepada petugas kesehatan nasional, mengingat bahwa 70 persen dari petugas kesehatan di banyak negara adalah perempuan dengan upah yang minim, serta memperkuat ketahanan dan kesiapan nasional.

Menurut WHO, hampir 30 persen dari negara di dunia tidak memiliki kesiapan dan rencana tanggap nasional untuk Covid-19 dan hanya separuh yang memiliki program pencegahan dan pengendalian wabah nasional. Sistem kesehatan di negara dengan penghasilan rendah juga sulit bertahan.

Bahkan studi dengan tingkat estimasi yang paling optimis dari Imperial College London menyatakan bahwa akan terjadi kematian sebanyak 900.000 kasus di Asia dan 300.000 kasus di Afrika.

"Kami mengusulkan konferensi khusus (pledging conference) secara global, yang didukung dengan sebuah gugus tugas eksekutif dari G20, untuk memastikan adanya komitmen sumber daya dalam menjawab situasi darurat kesehatan global saat ini," katanya.

Di antara para tokoh yang menandatangani surat tersebut, terselip nama-nama familiar seperti PM Italia 2000-2001 Giuliano Amato, PM Inggris 2007-2010 Gordon Brown, PM Inggris 1997-2007 Tony Blair dan Presiden Mexico 2006-2012 Felipe Caderon. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper