Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lockdown 'Kota Pahlawan' Wuhan Berakhir, Begini Sukacita Perayaannya

Lockdown Wuhan berakhir sudah. Setelah sekitar dua bulan, otoritas China membuka 'gembok' akses penduduk untuk dapat sesuka hati keluar masuk kota asal virus corona (Covid-19) tersebut.
Pria berusia 67 tahun dan istrinya, yang sebelumnya dinyatakan terinfeksi virus corona, meninggalkan rumah sakit di Wuhan, China, Jumat (1/2/2020). Seorang dokter turut merayakan kesembuhan kedua pasiennya itu./Antara
Pria berusia 67 tahun dan istrinya, yang sebelumnya dinyatakan terinfeksi virus corona, meninggalkan rumah sakit di Wuhan, China, Jumat (1/2/2020). Seorang dokter turut merayakan kesembuhan kedua pasiennya itu./Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Lockdown Wuhan berakhir sudah. Setelah sekitar dua bulan, otoritas China membuka 'gembok' akses penduduk untuk dapat sesuka hati keluar masuk kota asal virus corona (Covid-19) tersebut.

Tepat setelah Rabu (8/4/2020) tengah malam waktu setempat, sebanyak 11 juta warga Wuhan diperbolehkan untuk pergi tanpa izin khusus.

Mereka bebas pergi selama aplikasi wajib dalam ponsel yang ditenagai oleh gabungan pelacakan data dan pengawasan pemerintah menunjukkan bahwa mereka sehat dan belum melakukan kontak dengan siapa pun yang dikonfirmasi terinfeksi corona.

Rakyat pun bersukacita. Momen ini ditandai dengan pertunjukan cahaya di kedua sisi sungai Yangtze, serta gedung-gedung pencakar langit dan jembatan yang memancarkan gambar-gambar animasi para petugas kesehatan yang membantu pasien Covid-19.

Salah satu gambar menampilkan tulisan "heroic city" atau kota pahlawan, sebuah gelar yang dianugerahkan terhadap Wuhan oleh Presiden dan pemimpin Partai Komunis Xi Jinping.

Di sepanjang tanggul dan jembatan, para warga mengibarkan bendera, meneriakkan "Wuhan, ayo pergi!" dan menyanyikan lagu kebangsaan China.

“Saya sangat gembira, saya akan pulang hari ini,” teriak seorang pekerja migran Liu Xiaomin, seperti dikutip Al Jazeera. Ia berdiri dengan koper-kopernya di dalam stasiun kereta api Hankou Wuhan untuk menuju kota Xiangyang.

Pada Rabu pagi, banyak orang berkerumun di luar Bandara Internasional Tianhe Wuhan. Sebagian resah karena mengejar penerbangan mereka ke luar kota.

Di antara yang mengejar penerbangan adalah sekelompok dokter dan perawat dari provinsi Jilin. Mereka merupakan bagian dari puluhan ribu pekerja medis dari seluruh negara yang dikirim untuk membantu menopang sistem perawatan kesehatan setempat.

Dibalut dengan baju olahraga berwarna merah, mereka masuk melebur ke dalam musik yang mengaluni sistem suara bandara dan menerima buket bunga dari staf bandara, seperti dikutip Bloomberg.

Topik "Wuhan mencabut lockdown" seketika menjadi trending topic top di platform media sosial China Weibo. Sebagian poster berisikan komentar seperti "selamat datang kembali Wuhan".

Langkah pembatasan di Wuhan, pusat persebaran Covid-19 di Negeri Tirai Bambu, telah berkurang secara bertahap dalam beberapa pekan terakhir seiring dengan terus menurunnya jumlah kasus baru. Laporan terakhir pemerintah pada Selasa (7/4/2020) tidak menyebutkan adanya kasus baru.

Kendati ada keraguan tentang kebenaran perhitungan oleh otoritas China, lockdown yang diberlakukan di Wuhan dan provinsi Hubei di sekitarnya dipandang telah cukup berhasil sehingga negara-negara di seluruh dunia mengadopsi tindakan serupa.

Keputusan untuk mencabut lockdown, yang diberlakukan sejak 23 Januari, diambil meskipun ada kekhawatiran akan gelombang infeksi kedua jika langkah-langkah pembatasan dilonggarkan terlalu cepat.

Langkah-langkah pencegahan seperti mengenakan masker, pemeriksaan suhu, dan membatasi akses ke komunitas-komunitas perumahan akan tetap diberlakukan di Wuhan.

Sementara itu, surat kabar yang dimiliki Partai Komunis, People's Daily, memperingatkan agar rakyat tidak terlena dengan perkembangan ini.

“Hari ini sudah lama dinanti-nantikan dan tak salah untuk menyambutnya. Namun, hari ini tidak menandai kemenangan terakhir. Pada saat ini, kita masih perlu mengingatkan diri kita bahwa dengan dibukanya blokir kota Wuhan, kita bisa bergembira, tetapi kita tidak boleh santai,” tulis People's Daily, dilansir dari Time.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper