Bisnis.com, JAKARTA — Thailand mengumumkan pinjaman baru hingga 1 triliun baht (US$30,6 miliar atau sekitar Rp502,15 triliun) untuk membiayai stimulus terbaru sebagai bagian dari upaya penanganan wabah virus corona atau Covid-19.
Menteri Keuangan Thailand Uttama Savanayana mengatakan paket stimulus itu terdiri dari 1,9 triliun baht, termasuk 900 juta baht yang akan digunakan oleh Bank of Thailand.
Savanayana menambahkan pinjaman baru tersebut berdenominasi baht, meskipun mata uang lainnya juga dimungkinkan.
Stimulus tersebut mencapai 9 persen dari produk domestik bruto (PDB). Pemerintah pun berencana memperpanjang bantuan tunai hingga 3 bulan ke depan.
Dia mengungkapkan utang pemerintah terhadap rasio PDB diperkirakan mencapai 57 persen pada 2021, di bawah batas maksimal sebesar 60 persen.
Bank sentral Thailand sebelumnya memprediksi ekonomi Thailand bakal terkontrkasi 5,3 persen pada tahun ini, tetapi Savanayana meyakini stimulus tambahan ini seharusnya dapat mencegah penurunan perekonomian lebih dalam.
Baca Juga
Ekonomi Thailand terancam mengalami kontraksi terdalam sejak 1990 akibat anjloknya pariwisata, ekspor, dan keyakinan konsumen. Keadaan ini memaksa pemerintahan di bawah Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-Ocha untuk memperbesar stimulus untuk mendukung mesin perekonomian.
“Covid-19 adalah agenda nasional kita. Saya akan tegas mengatur belanja kita, dan bagaimana itu digunakan secara efektif,” kata Prayuth, dilansir Bloomberg, Selasa (7/4/2020).
Implementasi dari rencana pinjaman yang jatuh tempo dari Mei ini akan berlangsung hingga September 2021. Rencananya, dana anggaran yang ada sekitar 60 miliar baht hingga 100 miliar baht akan direalokasikan untuk menangani pandemi virus corona.