Bisnis.com, JAKARTA – Austria bisa jadi merupakan negera Uni Eropa pertama yang mulai melonggarkan aturan lockdown virus corona baru, tetapi hal ini masih bergantung pada kepatuhan masyarakat menjalankan aturan jarak sosial yang diberlakukan.
Sebagaimana diketahui, negara-negara di seluruh Eropa saat ini tengah menerapkan langkah-langkah tegas untuk mencegah penyebaran virus corona baru atau COVID-19 dengan penutupan ruang-ruang publik dan meminta masyarakat untuk tinggak di rumah.
Strategi lockdown yang dilakukan di Austria setidaknya telah menunjukkan hasil dan berhasil membatasi peningkatan infeksi harian tetap berada pada satu digit. Oleh sebab itu, pemerintah mengumumkan rencana mereka untuk membuka kembali toko sambil memperluas persyaratan mengenakan masker.
Kanselir Sebastian Kurz mengatakan keputusan untuk mengambil tindakan lebih awal telah membuahkan hasil, “Kami bereaksi lebih cepat dan lebih ketat daripada negara lain dan karenanya dapat menghindari yang terburuk,” katanya seperti dikutip Metro, Selasa (7/4).
Dia melanjutkan reaksi cepat tersebut memungkinkan Austria untuk keluar dari krisis lebih cepat. Akan tetapi, dia tetap memperingatkan rencana itu memiliki konsekuensi yang masih ketat dan membutuhkan partisipasi serta kepatuhan masyarakat.
Misalnya, Kurz memperingatkan masyarakat untuk tidak merayakan Paskah dengan orang-orang di luar rumah mereka dan mengatakan dia tidak akan melakukan Paskah dengan orang tuanya sendiri.
Dalam kasus pelonggaran lockdown Austria, rencananya pada 14 April mendatang toko-toko non-esensial seluas 400 meter persegei atau kurang akan dibuka kembali. Jika semuanya lancar, toko lain hingga pusat perbelanjaan akan dibuka pada 1 Mei, tetapi dengan hanya satu pelanggan per 20 meter persegi yang akan masuk.
Sementara itu, restoran, hotel, dan sekolah masih akan ditutup hingga paling cepat pada pertengahan Mei dan tidak ada acara publik yang akan diadakan setidaknya hingga Juni mendatang.
Namun demikian, Kurz mengatakan jika tren infeksi virus corona mulai memburuk lagi, pemerintah telah memiliki skenario penekanan rem darurat dan kembali menerapkan strategi pembatasan jarak sosial seperti sebelumnya.
Hal ini bukan tidak mungkin, mengingat negara seperti Singapura yang awalnya berhasil menahan penyebaran virus dengan efektif tetapi saat in isedang menghadapi gelombang kedua infeksi virus corona baru itu.
Kebijakan untuk membuka kembali beberapa toko di Austria juga harus diikuti dengan kewajiban masyarakat mengenakan masker wajah ketika berada di luar rumah. Sementara, dalam kondisi sebelumnya, masker di Austria telah ludes karena kekhawatiran awal masyarakat.
Untuk itu, Kurz menyatakan bahwa pemerintah akan memerika kembali ketersediaan masker dan memastikan alat perlindungan itu tidak dijual demi keuntungan pihak-pihak tertentu. Menurutnya, syal atau selendang juga dapat dipakai sebagai pengganti masker.
Adapun, berdasarkan data Worldometer hingga hari ini Austria memiliki lebih dari 12.000 kasus infeksi COVID-19, dengan jumlah kematian sebanyak 220 kasus dan pasien yang dinyatakan pulih sebanyak 3.463 kasus.