Bisnis.com, JAKARTA – CEO JPMorgan Chase & Co. Jamie Dimon mengatakan pandemi virus corona (Covid-19) akan menyebabkan kemerosotan ekonomi dan tekanan yang mencerminkan krisis, yang hampir menjatuhkan sistem keuangan Amerika Serikat pada 2008.
“Minimal, kami berasumsi bahwa kondisi itu akan mencakup resesi buruk yang dikombinasikan dengan beberapa jenis tekanan keuangan yang serupa dengan krisis keuangan global 2008,” tutur Dimon dalam surat tahunannya kepada para pemegang saham pada Senin (6/4/2020).
"Bank kita tidak bisa kebal terhadap efek dari tekanan semacam ini,” lanjutnya, seperti dilansir dari Bloomberg.
Surat setebal 23 halaman, jumlah halaman terpendek sejak 2008, ini disampaikan kurang dari sepekan setelah Dimon mengatakan kepada para staf bahwa ia akan kembali bekerja setelah menjalani operasi jantung darurat.
Informasi itu merupakan komentar pertamanya di depan publik sejak hari investor pada 25 Februari. Pada saat itu, wabah Covid-19 masih tampak sebagai ancaman yang tak berbahaya, dengan kurang dari 60 kasus di AS.
Dimon, satu-satunya CEO masih eksis yang mengarahkan sebuah bank ternama di AS melalui krisis keuangan, mengatakan pendapatan JPMorgan akan turun secara signifikan pada tahun ini, meskipun sangat kecil kemungkinan akan memangkas dividennya.
Baca Juga
“Langkah seperti itu hanya akan dihasilkan dari kehati-hatian yang ekstrem,” sambungnya, sembari menambahkan bahwa JPMorgan akan memberikan perincian lebih lanjut tentang dampak pandemi corona ketika melaporkan laba kuartal I/2020 pada bulan ini.
CEO berusia 64 tahun itu juga menguraikan inisiatif yang diambil perusahaan untuk mendukung para karyawan, bisnis, dan masyarakat. Namun, dia menahan diri untuk tidak menyampaikan opini panjang tentang kebijakan publik seperti tertuang dalam surat-surat sebelumnya.
Dia mengatakan sebanyak 180.000, atau sekitar 70 persen, karyawan perusahaan bekerja dari rumah dan JPMorgan memberikan pembayaran sebesar US$1.000 kepada mereka yang pekerjaannya tidak memungkinkan mereka untuk bekerja dari jarak jauh.
JPMorgan juga telah membebaskan biaya untuk beberapa pinjaman, yang memungkinkan pelanggan untuk menunda pembayaran hipotek dan kredit mobil, serta menghapus persyaratan pembayaran minimum pada kartu kredit.
Bank tersebut juga memperpanjang pinjaman baru sebesar US$950 juta untuk usaha kecil selama 60 hari terakhir, dan berencana untuk meminjamkan dana tembahan sebesar US$150 miliar kepada klien-klien di seluruh dunia.
“Setelah krisis ini, kita harus menggunakan kesempatan untuk meninjau respons ekonomi dan menentukan apakah ada perubahan peraturan tambahan yang diperlukan untuk meningkatkan sistem keuangan dan ekonomi kita,” tulis Dimon.
“Akan ada waktu dan tempat untuk itu, tetapi tidak saat ini,” katanya.