Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Masih Miliki Gejala Corona, Boris Johnson Dibawa ke Rumah Sakit

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson kemungkinan akan tinggal di rumah sakit semalam, tetapi tetap bertanggung jawab atas pemerintahan.
Boris Johnson/Reuters-Neil Hall
Boris Johnson/Reuters-Neil Hall

Bisnis.com, JAKARTA – Setelah 10 hari menjalani karantina di kediamannya setelah dinyatakan positif terinfeksi virus Corona (Covid-19), Perdana Menteri Inggris Boris Johnson pada Minggu (5/4/2020) akhirnya dibawa ke rumah sakit untuk menjalani tes lanjutan. 

Seperti diberitakan sebelumnya, PM Inggris Boris Johnson dinyatakan positif Corona pada 26 Maret 2020. Sehari sebelum dinyatakan positif terinfeksi, Johnson telah melakukan isolasi mandiri karena menunjukkan gejala penyakit tersebut. 

"Atas saran dokternya, Perdana Menteri malam ini telah dirawat di rumah sakit untuk tes. Ini adalah langkah pencegahan, karena Perdana Menteri masih memiliki gejala virus Corona,” kata juru bicara kantor Johnson seperti dilansir Bloomberg, Senin (6/4/2020). 

Johnson kemungkinan akan tinggal di rumah sakit semalam, tetapi tetap bertanggung jawab atas pemerintah dan berhubungan dengan kolega senior seorang pejabat mengatakan.

Sekretaris Pertama Negara Dominic Raab, yang juga menteri luar negeri, diperkirakan akan memimpin pertemuan rapat kabinet untuk membahasa langkah memerangi virus Corona pada pukul 09:15 pagi waktu setempat Senin (6/4/2020).

Apabila, Johnson tidak dapat melakukan tugas lebih lanjut, maka Raab sebagai wakilnya secara de facto, akan mengambil alih. 

Sebelumnya, dalam upaya pencegahan penyebaran virus Corona, Johnson memerintahkan lockdown pada 23 Maret. 

Selama masa isolasi, para pejabat telah membawakan dokumen dan makanan untuk Johnson dan diletakkan di depan pintu kediamannya. 

Tunangan Johnson Carrie Symonds, yang sedang hamil, juga telah mengisolasi diri sendiri dengan gejala virus selama seminggu terakhir.

Strategi pemimpin Inggris untuk mengalahkan virus terus digalakkan dalam sebulan terakhir. Pemerintahnya telah dikritik oleh para ahli medis dan politisi karena gagal melakukan tes yang cukup, dan dituduh terlalu lama untuk memaksakan tindakan jaga jarak sosial yang ketat kepada penduduk. 

Sejauh ini, 4.934 orang telah meninggal dalam wabah di Inggris. Pemerintah melaporkan 621 kematian akibat virus Corona baru pada hari Minggu (5/4/2020). 

Penasihat Johnson memperingatkan bahwa trennya jelas meningkat dan puncak infeksi bisa datang dalam 7 hari hingga 10 hari ke depan. 

Pemerintah mengatakan bahwa langkah-langkah yang lebih keras dapat diberlakukan, termasuk berpotensi melarang semua pergerakan di luar.

Dalam pidato yang jarang ditayangkan di televisi untuk negara tersebut, Ratu Elizabeth II mendesak masyarakat untuk tetap patuh dan mengikuti perintah untuk tetap di rumah. Dia juga mengingatkan semangat pengorbanan dan persatuan yang negara ketika melalui Perang Dunia II.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper