Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

China Mulai Borong Minyak untuk Cadangan Negara

Pengimpor minyak terbesar dunia ini dikabarkan mengambil keuntungan dari penurunan harga 60 persen untuk persediaannya.
Pengunjung Tembok Raksasa China mengenakan masker./Istimewa
Pengunjung Tembok Raksasa China mengenakan masker./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Setelah harga jatuh akibat perang harga, China berencana membeli minyak untuk memenuhi cadangan negaranya.

Dilansir Bloomberg, Kamis (2/4/2020), menurut sumber yang dekat dengan masalah ini, pengimpor terbesar dunia itu mengambil keuntungan dari penurunan harga 60 persen untuk persediaannya. Sementara, Pemerintah China belum memberikan keterangan resmi mengenai langkah ini.

Beijing telah meminta lembaga pemerintah untuk segera mengoordinasikan tangki pengisian dan menggunakan perangkat keuangan untuk menangkap peluang harga minyak yang rendah.

Selain untuk cadangan milik negara, Beijing juga dapat menggunakan ruang penyimpanan komersial dan mendorong perusahaan untuk memenuhi pasokan masing-masing.

Target awal adalah memenuhi stok pemerintah setara 90 hari impor bersih, yang dapat diperluas hingga 180 hari termasuk cadangan komersial.

China juga berencana untuk mengumumkan situs cadangan strategis keempat. Proyek ekspansi untuk menimbun cadangan darurat lebih besar. Selain itu juga sebagai proyek stimulus ekonomi untuk memacu peluang konstruksi ketika negara tersebut pulih dari wabah virus corona.

Pejabat di Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional masih enggan berkomentar. Sebagai informasi, minyak mentah patokan internasional, Brent naik hampir 13 persen menjadi US$27,88 per barel pada 7:08 di London.

Sebelum arahan pemerintah diumumkan, konsultan SIA Energy dan Wood Mackenzie Ltd., memperkirakan China dapat menambah 80 juta hingga 100 juta barel cadangan tahun ini sebelum mengalami kendala logistik dan operasional.

Menurut SIA, China memiliki sekitar 996 juta barel minyak yang dikombinasikan dalam penyimpanan strategis dan komersial pada 31 Maret 2020.

Pada September tahun lalu, Kepala Pengembangan dan Perencanaan di Administrasi Energi Nasional China mengatakan negara itu memiliki total cadangan minyak, termasuk cadangan strategis, selama sekitar 80 hari.

Selanjutnya pada Desember, BUMN China National Petroleum Corp. mengatakan pemerintah bermaksud untuk meningkatkan kapasitas cadangan minyak strategisnya menjadi 503 juta barel pada akhir tahun ini, jumlah maksimum yang dapat disimpan oleh pemerintah.

Sementara itu, menurut data pemerintah AS saat ini memiliki sekitar 635 juta barel di Strategic Petroleum Reserve. Rencana administrasi Trump untuk membeli lebih banyak minyak untuk stok nasional digagalkan bulan lalu setelah Demokrat memblokir permintaan dana.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper