Bisnis.com, JAKARTA – China meningkatkan pengawasan ekspor alat uji virus corona setelah beberapa negara Eropa mengeluh tingkat akurasi alat tes buatan Negeri Tirai Bambu.
Untuk itu, eksportir China dari alat tes virus corona sekarang harus mendapatkan sertifikat registrasi dari National Medical Products Administration (NMPA) agar dapat memperoleh izin bea cukai China.
Sebelumnya, Pemerintah China telah meminta produsen alat tes untuk mengekspor alat tes dan pasokan lain guna membantu memerangi pandemi virus corona. Lonjakan perusahaan yang menawarkan alat tes ke negara-negara tersebut pun melonjak.
Beberapa pembuat alat uji China telah memanfaatkan peraturan Uni Eropa yang lebih mudah untuk memasukkan produk mereka ke pasar sebelum disetujui di dalam negeri. Lei Chaozi, seorang pejabat di Departemen Pendidikan, mengatakan alat uji buatan China telah dipasok ke 11 negara, termasuk Inggris, Italia dan Belanda.
Tetapi keakuratan beberapa alat uji China yang dipasarkan di luar negeri tanpa persetujuan China telah dipertanyakan oleh otoritas kesehatan Eropa.
Misalnya saja, Spanyol yang menarik sejumlah alat uji cepat yang dibuat oleh perusahaan diagnostik China Shenzhen Bioeasy Biotechnology setelah produk tersebut ditemukan memiliki sensitivitas rendah.
Dalam sebuah pernyataan, Bioeasy mengatakan pembacaan yang tidak akurat bisa jadi karena sampel tidak dikumpulkan dan diproses dengan benar. Bioeasy menyebut gagal berkomunikasi secara memadai dengan klien tentang cara menggunakan alat uji itu.
Secara terpisah, seorang juru bicara dari juru bicara kementerian luar negeri China mengatakan pejabat pemerintah Slovakia telah mempertanyakan keandalan alat uji cepat yang dibeli dari China.
Kesimpulan awal dari konsulat China di Slovakia adalah bahwa ketidakakuratan adalah akibat dari pekerja medis yang menggunakan alat uji secara salah, kata jurubicara itu. Pemerintah Slovakia tidak segera menanggapi permintaan komentar.