Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, bersiap untuk yang terburuk terkait pandemi virus SARS-CoV-2.
Dengan strategi pembatasan sosial yang diterapkan sekarang, Ia mengestimasikan akan ada 240 korban meninggal akibat virus penyebab Covid-19.
Trump menambahkan bahwa situasinya akan lebih parah lagi jika pembatasan sosial tidak dilakukan. Ia mengestimasikan jumlah korban bisa 10 kali lipat dari estimasi awal atau sekitar 2 juta orang.
"Sekarang kita berhadapan dengan masalah hidup dan mati. Saya mohon seluruh warga Amerika bersiap untuk hari-hari yang berat. Dua pekan ke depan akan sangat menantang," ujar Trump sebagaimana dikutip dari kantor berita Al-Jazeera, Rabu (1/4/2020).
Angka estimasi yang diberikan Trump lebih besar 40 ribu dibanding data dari Kepala Institut Alergi dan Penyakit Menular, Dr. Anthony Fauci.
Sebelumnya, Fauci menyebut potensi jumlah korban virus SARS-CoV-2 di Amerika bisa mencapai paling tinggi 200.000.
Baca Juga
Hal tersebut menghitung pertumbuhan kasus virus SARS-CoV-2 di Amerika yang begitu pesat, di mana bisa mencapai 20.000 per hari.
Per berita ini ditulis, Amerika menjadi negara paling terdampak kasus Covid-19 di dunia. Tercatat ada 188.172 kasus dan 3.873 korban meninggal akibat Covid-19 di sana. Adapun negara bagian yang menyumbang angka korban terbesar adalah New York dengan 1500 kematian.
Sementara itu, Anthony Fauci meminta masyarakat Amerika untuk tidak terlalu berharap vaksin corona bisa ditemukan dengan cepat, Meski Trump mengatakan vaksin bisa siap dalam 3-4 bulan. Dia mengatakan vaksin paling cepat siap dalam 18 bulan.
"Meski angka-angka yang telah disebutkan sebelumnya terkesan menyeramkan, kita harus selalu siap untuk itu," ujar Fauci soal kenyataan pandemi Covid-19 di Amerika.
Menanggapi pernyataan Trump dan Fauci, terutama soal penemuan vaksin, sejumlah paker menganggap keduanya terlalu optimistis. Mereka menganggap menemukan vaksin SARS-CoV-2 dalam 3-4 bulan adalah hal yang sangat-sangat sulit. Bahkan, untuk memenuhinya dalam 18 bulan saja, seperti kata Fauci, juga terlampau optimistis.
"Ketika Fauci menyebut angka 18 bulan, menurut saya dia kelewat optimistis. Saya yakin dia pun berpikiran begitu," ujar Dr. Paul Offit, penemu vaksin rotavirus, sebagaimana dikutip dari CNN.