Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

APD Tenaga Medis Kurang, Amnesty International Buat Petisi Online

Data pengamatan Amnesty menunjukan setidaknya ada 10 dokter dan 2 perawat yang meninggal dunia terkait virus corona.
Petugas kesehatan memeriksa alat kesehatan di ruang IGD Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Senin (23/3/2020). Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran itu siap digunakan untuk menangani 3.000 pasien. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/Pool
Petugas kesehatan memeriksa alat kesehatan di ruang IGD Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Senin (23/3/2020). Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran itu siap digunakan untuk menangani 3.000 pasien. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/Pool

Bisnis.com, JAKARTA — Amnesty International Indonesia mengajak masyarakat untuk menyuarakan perlidungan terhadap tenaga kesehatan yang saat ini tengah merawat pasien virus corona (Covid-19) di sejumlah rumah sakit. Ajakan itu tertuang dalam petisi online dengan tautan https://bit.ly/lindunginakes.

“Selasa lalu kami menyurati Presiden, sebab tenaga kesehatan yang meninggal karena Covid-19 kini bertambah, begitu pula yang diisolasi. Mereka masih menghadapi minimnya APD, buruknya koordinasi maupun manajemen informasi dan jaminan pemerintah bagi kesehatan mereka,” kata Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia Usman Hamid melalui pesan tertulis yang diterima Bisnis, Jakarta, Sabtu (28/3/2020).

Sementara itu, pada Jumat (27/3/2020) kemarin, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mulai menyuarakan protes untuk mogok kerja. Mereka mengeluhkan lemahnya perlindungan negara terhadap para tenaga medis maupun tenaga kesehatan.

Hingga saat ini, sudah terdapat 1.155 orang yang dinyatakan positif terinfeksi virus corona di Indonesia, sebanyak 102 orang meninggal dunia, sementara 59 dinyatakan sembuh.

Data pengamatan Amnesty menunjukan setidaknya ada 10 dokter yang meninggal dunia terkait virus corona, baik karena positif terinfeksi maupun karena kelelahan menangani pasien corona. Terdapat pula 2 orang perawat yang meninggal dunia karena positif terinfeksi virus tersebut.

“Dengan surat itu kami ingin menegaskan bahwa perlunya bertindak mengobati dan mengurangi penyebaran virus adalah kewajiban negara dalam menjamin hak asasi manusia. Perlunya kehati-hatian menangani masyarakat yang rentan adalah kewajiban negara atas perlindungan HAM. Lindungilah garda depannya, yaitu para tenaga kesehatan,” jelasnya.

Juru Bicara Tim Dokter Pasien Covid-19 RSUP Persahabatan Erlina Burhan mengatakan hal itu disebabkan karena jumlah pasien yang datang terkait virus corona jenis baru atau Covid-19 semakin meningkat drastis.

“Sementara itu persedian APD [alat pengamanan diri] menipis dan tenaga medis perlu ditambah karena lama-lama kelelahan,” kata Erlina pada Selasa (17/3/2020).

Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M Faqih membenarkan adanya pengakuan dari sejumlah tenaga medis yang mulai merasa kelelahan ataupun terbatasnya APD. Menurutnya, perlu ada penambahan rumah sakit yang signifikan untuk mengimbangi lonjakan pasien terkait Covid-19.

“Kami sudah menyampaikan langsung ke Menteri Kesehatan dan kepala BNPB [Badan Nasional Penanggulangan Bencana] sebagai ketua gugus tugas percepatan penanganan COVID-19," ungkapnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper