Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kasus Covid-19 Indonesia Tembus 1.000 dan Jamu Sembuhkan Pasien Corona

Juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan kenaikan kasus baru Covid-19 menandakan masih banyaknya orang yang positif mengidap virus corona berkeliaran di masyarakat luas.
Poster sosialisasi penanganan virus corona
Poster sosialisasi penanganan virus corona

Bisnis.com, JAKARTA – Kasus Covid-19 di Indonesia tembus seribu pada Jumat (27/3/2020).

Mengutip data dari www.covid19.go.id, jumlah kasus positif  Covid-19 di Idonesia ada 1.046. Jumlah ini mengalami penambahan sebanyak 153 kasus baru dari data Kamis (26/5/2020).

Selain itu, ada penambahan jumlah korban meninggal dunia sebanyak 9 orang, kini total menjadi 87 orang.  Adapun pasien yang sembuh juga bertambah 11 orang. Dengan demikian, total pasien yang sembuh 46 orang.

 Juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan kenaikan kasus baru Covid-19 menandakan masih banyaknya orang yang positif mengidap virus corona berkeliaran di masyarakat luas.

"Masih banyaknya pasien yang ditemukan positif, menandakan adanya orang-orang yang terinfeksi di tengah masyarakat," ucap Yuri.

Oleh karena itu, dia menekankan masyarakat untuk tertib menjaga jarak aman (social distancing).

Bila dicermati dari sebaran kasus Covid-19 secara nasional, dari 1.046 orang positif Covid-19, sebagian besar atau separuhnya berada di Jakarta, tepatnya ada 598 kasus, 31 orang sembuh, dan 51 orang meninggal.

Sebanyak 1.046 kasus positif Covid-19 itu tersebar di 28 provinsi. Setelah Jakarta,  kasus corona tertinggi berikutnya ada di Jawa Barat, Banten, dan Jawa Timur.

Jamu Sembuhkan Pasien Corona

Beragam kisah penyembuhan pasien Covid-19 pun masih menjadi perbincangan yang menarik hari ini.

Salah satunya kisah warga negara Indonesia (WNI)  yang kini tengah menetap di Swedia. Nathania Setiawan (26 tahun) atau yang kerap disapa Thania, menceritakan dirinya sembuh dari Covid-19 setelah mengonsumsi jamu dari Indonesia.

Dia dinyatakan sebagai pasien Covid-19 di Swedia usai menjalani perjalanan panjang dari  Indonesia. Kegigihannya untuk sembuh dari Covid-19 pun berbuah nyata. Uniknya, Thania mengaku obat paling ampuh yang dikonsumsi yakni produk obat jenis jamu dari Indonesia.

Cerita dimulai pada 10 Januari 2020, tiga hari setelah sepulangnya dari Indonesia pada 7 Januari 2020. Thania merasakan sakit tenggorokan berupa batuk kering tanpa dahak ditambah pilek hingga tidak enak badan. Sakit pun berlanjut pada 12 Januari, demam Thania melonjak 39,9 derajat Celsius ditambah diare.

"Di Bandara Doha, Qatar sudah banyak yang batuk-batuk tetapi saya tidak punya pikiran macam-macam karena badan memang sudah lelah di perjalanan yang memakan waktu 20 jam dari Jakarta," katanya kepada Bisnis melalui layanan pesan singkat, Jumat (27/3/2020)

Bukan hanya Thania, suaminya juga sakit. Akhirnya, pasangan suami istri ini berobat ke rumah sakit dan diberi obat, setelah menjalani pemeriksaan laboratorium.

Upaya Thania untuk sembuh pun ditambah dengan persediaan obat yang dibawa dari Indonesia. Dia pun menemukan Vermint, Tolak Angin, dan multivitamin yang memang rutin dibawa untuk persediaan obat.

Usai mengonsumsi Vermint dan berbagai resep dokter pada hari kelima, demam berangusur mereda di hari kedelapan hingga sembilan. Thania mengaku efek konsumsi Vermint yang paling ampuh meredakan demam dengan baik. Dia dan suami melanjutkan konsumsi hingga menghabiskan dua botol Vermint.

Kulit Jeruk Cegah Corona

Selain Vermint, senyawa pada kulit jeruk bermanfaat untuk menangkal virus dalam tubuh, tak terkecuali virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) yang menjadi penyebab pandemi Covid-19.

Tim periset dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI), Farmasi UI, Pusat Studi Biofarmaka Tropika (TropBRC), Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University, dan Departemen Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Institut Pertanian Bogor (IPB) telah melakukan penelitian bioinformatika untuk menemukan senyawa yang berpotensi untuk melawan Covid-19.

Senyawa tersebut adalah golongan flavonoid yaitu salah satunya hesperidin. Hesperidin ini disinyalir bisa memberikan perlindungan terhadap mikroba dan virus. Senyawa ini banyak ditemukan di kulit buah jeruk.

"Jadi selama berdiam di rumah, kita dapat membuat jus jeruk dan jangan lupa untuk ditambah sedikit kulit jeruk yang sudah dicuci bersih. Memang akan terasa sedikit pahit. Nah, tahanlah sedikit rasa pahit ini karena ini menunjukkan hesperidin ada di dalamnya,” ujar Guru Besar IPB University yang juga Kepala Pusat Biofarmaka Tropika (TropBRC) Irmanida Batubara dalam keterangan resminya pada Jumat (27/3/2020).

Irmaida melanjutkan, bagi mereka yang tidak sanggup mengonsumsi yang pahit, bisa membuat infus water dari jeruk beserta kulitnya. Pasalnya, senyawa yang ada di kulit jeruk akan larut dalam air.

"Semua jenis jeruk mengandung hesperidin. Jadi tidak harus jeruk buah, kita juga bisa memanfaatkan kulit jeruk nipis, jeruk lemon dan varietas jeruk lainnya,” tambahnya.

 Polisi Bubarkan 1.371 Kerumunan Massa

Terkait antisipasi penularan corona, Polri telah membubarkan lebih dari 1.371 kerumunan massa sejak keluar Maklumat Kapolri Jenderal Pol Idham Azis pada tanggal 19 Maret 2020 hingga saat ini di seluruh Indonesia.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri, Brigjen Pol Raden Prabowo Argo Yuwono, mengemukakan bahwa pembubaran kerumunan massa tersebut tidak hanya dilakukan oleh Polri, tetapi dibantu TNI di sejumlah daerah.

Bersamaan dengan pembubaran massa itu, Argo mengatakan, bahwa Polri-TNI juga mengimbau kepada masyarakat agar tetap berada di rumah untuk menekan penyebaran Covid-19 di Indonesia. 

"Sampai hari ini total sudah 1.371 kerumunan massa yang dibubarkan," tuturnya, Jumat (27/3/2020).

Menurutnya, Polri telah menerjunkan 460.000 personel untuk melakukan sweeping sekaligus membubarkan massa yang tengah berkumpul.

Argo menjelaskan jika ada masyarakat yang tidak mau membubarkan diri setelah diberikan arahan Kepolisian, maka bisa dijerat dengan Pasal 212, Pasal 216 dan Pasal 218 KUHP.

"Kami mengimbau agar masyarakat itu disiplin dan tetap berada di rumah serta tidak melakukan pengumpulan massa," katanya.

Mudik Bakal Dilarang

Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD mengatakan pemerintah sedang menggodok kebijakan larangan mudik bagi masyarakat.

Aparat kepolisian bisa menutup akses antarwilayah apabila pemerintah mengelurkan regulasi itu.

Pemerintah diketahui sedang menyiapkan rancangan Peraturan Pemerintah (PP) sebagai pedoman pemberlakukan karantina wilayah atau lockdown di suatu daerah.

Selain itu, pemerintah sedang mempertimbangkan kebijakan untuk larangan mudik jelang Lebaran, liburan maupun berkumpul di sebuah gelaran termasuk, seperti pembagian zakat dalam kerumunan massa.

“Sedang didiskusikan dan tentu pada saatnya akan diputuskan. Soalnya sekarang yang sudah mudik ke Jabar, Jatim, tentu pemerintah mengambil langkah lokal, misalnya karantina dulu atau dilacak dari mana, apakah pantas menjadi ODP [orang dalam pemantauan] atau tidak nanti terus akan dilakukan,” katanya di Jakarta, Jumat (27/3/2020).

 Mahfud meminta agar seluruh perusahaan, baik BUMN maupun swasta tidak menyelenggarakan mudik gratis bagi warga.

Adapun anggaran yang ada lebih baik dijadikan bantuan dalam bentuk lainnya.

Menurutnya, berdasarkan Undang-Undang, mudik adalah hak konstitusi, sehingga tidak boleh dilarang secara sembarangan. Namun, sambungnya, dalam hukum terdapat dalil yang menerangkan bahwa keselamatan warga menjadi hukum tertinggi.

“Sehingga pemerintah sekarang sedang menyiapkan juga suatu rencana kebijakan agar orang tidak mudik dulu,” terangnya.

Bahkan, pemerintah bisa meminta polisi untuk menutup jalan antarwilayah untuk membatasi pergerakan orang selama wabah Covid-19 melanda.

"Polri sudah siap menutup jalan-jalan antarwilayah kalau pemerintah menegaskan larangan mudik atau pulang kampung."

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nancy Junita
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper