Bisnis.com, JAKARTA – Angka kematian akibat virus corona (Covid-19) di seluruh dunia terus meningkat mencapai total lebih dari 16.000 orang, didorong bertambahnya jumlah korban jiwa di Italia dan Spanyol.
Dikutip dari www.worldometers.info, jumlah korban jiwa di Italia melonjak sebanyak 601 menjadi 6.077 orang hingga Senin (23/3/2020) malam waktu GMT atau Selasa (24/3/2020) pagi WIB.
Peningkatan yang signifikan juga dicatatkan Spanyol sebanyak 539 orang, disusul Prancis, Amerika Serikat, dan Iran masing-masing sebanyak 186, 132, dan 127 korban jiwa lebih lanjut pada Senin.
Adapun jumlah korban jiwa di China, tempat wabah corona bermula, mencapai total 3.270 orang sejak wabah ini pertama kali mengemuka di kota Wuhan pada akhir Desember 2019.
Dengan demikian, Italia berada di posisi terpuncak sebagai negara dengan catatan angka kematian tertinggi akibat Covid-19 hingga Senin, dua kali jumlah korban jiwa di China.
Posisi Italia dan China berturut-turut disusul Spanyol, Iran, dan Prancis masing-masing sebanyak 2.311, 1.812, dan 860 orang (lihat tabel).
Baca Juga
Total, jumlah korban jiwa di seluruh dunia mencapai 16.492 orang hingga Senin malam. Secara jumlah kasus, China tetap mencatat angka terbesar yakni 81.093 kasus. Virus ini juga telah menjalar ke 194 negara lainnya di dunia.
Menyusul China berturut-turut adalah Italia dengan 63.927 kasus, Amerika Serikat dengan 43.469 kasus, dan Spanyol yang mencatat 35.136 kasus. Adapun Indonesia mencatatkan total 579 kasus dan 49 korban jiwa.
Meski demikian, dari total 378.481 kasus terjangkit virus corona di seluruh dunia, 101.608 orang dinyatakan berhasil sembuh. Sebanyak 260.381 pasien masih terinfeksi, dengan 12.211 di antaranya dalam kondisi serius atau kritis.
Inggris menjadi negara terkini yang memutuskan untuk memberlakukan lockdown terhadap mobilitas warganya mulai Senin (23/3/2020) malam waktu setempat.
Keputusan ini diambil setelah Perdana Menteri Boris Johnson memerintahkan langkah-langkah berjangkauan luas guna menghentikan warga meninggalkan rumah mereka "pada saat darurat nasional ini".
Seiring dengan menjalarnya pandemi virus corona ke penjuru negeri, Johnson menyetujui larangan radikal terhadap segala bentuk mobilitas tak penting warga selama setidaknya tiga pekan.
Di bawah rencana pemberlakukan langkah tersebut, pemerintah akan menutup hotel, toko yang menjual barang-barang tak penting, taman bermain, perpustakaan, dan tempat-tempat ibadah.
Selain itu, warga akan diizinkan keluar dari rumah mereka hanya untuk membeli barang-barang kebutuhan pokok, pergi ke tempat kerja jika memang mendesak, keluar rumah untuk menerima perawatan medis, atau untuk membantu siapa pun yang membutuhkan.
Di Amerika Serikat, Presiden Donald Trump mengatakan ekonomi AS tidak bisa melambat terlalu lama untuk melawan virus corona. Trump menegaskan bahwa negara itu "tidak dibangun untuk ditutup".
“Amerika akan kembali dan segera terbuka untuk bisnis. Sangat segera. Jauh lebih cepat dari tiga atau empat bulan,” tutur Trump dalam suatu konferensi pers.
Update Kasus dan Korban Jiwa Virus Corona | ||
---|---|---|
Negara/Area | Jumlah Kasus Terbanyak | Jumlah Korban Jiwa |
China | 81.093 | 3.270 |
Italia | 63.927 | 6.077 |
Amerika Serikat | 43.469 | 545 |
Spanyol | 35.136 | 2.311 |
Jerman | 29.056 | 123 |
Iran | 23.049 | 1.812 |
Prancis | 19.856 | 860 |
Korea Selatan | 8.961 | 111 |
Swiss | 8.795 | 120 |
Inggris | 6.650 | 335 |
Sumber: worldometers