Bisnis.com, JAKARTA - Kelangkaan Alat Pelindung Diri mulai terasa di kalangan kesehatan. Guna melawan penyebaran Covid-19, rumah sakit mengimbau masyarakat untuk sementara membatasi kunjungan astau menjenguk kerabat di rumah sakit.
Menurut dr. M. Hardian Basuki, Sp.OT(K), Spesialis Ortopedi di RS Dr. Soetomo Surabaya, kelangkaan alat pelindung diri (APD) dan sejumlah kebutuhan tenaga medis dalam menangani Covid-19 mulai terjadi. Hal serupa juga terjadi di RS Unair.
“Sementara semua tenaga medis yang bertugas harus menggunakan APD lengkap, misal masker N95, baju pelindung mirip astronaut, kacamata atau pelindung mata, sarung tangan, dan sepatu boot,” jelas Basuki saat dihubungi Bisnis, Sabtu (21/3/2020).
Dia mengatakan di tengah suasana kritis ini, semua bidang spesialis mulai melakukan edukasi kepada masyarakat untuk menunda berobat ke dokter, kecuali untuk kasus emergensi saja.
Alhasil, setiap bidang ilmu sudah mengeluarkan flyer kasus apa di bidangnya yang di anggap emergensi.
“Masket bedah saja sekarang langka. Begitu pula hand sanitizer,” kata Basuki.
Baca Juga
Pada bidang ortopedi, dan spesialis lain yang memegang pisau, secara berkala ada imbauan dari perhimpunan untuk mengurangi kasus operasi elektif alias terencana sehingga mengurangi pengumpulan pasien di RS.
Oleh sebab itu, sejumlah RS sudah menerapkan kebijakan tidak boleh ada yang menjenguk atau membatasi kunjungan menjenguk pasien.
Basuki juga mengimbau masyarakat untuk mulai memanfaatkan fasilitas kesehatan terdekat seperti klinik. Masyarakat juga harus segera konsultasi jika kondisi kurang sehat. Salah satu yang bisa dimanfaatkan dengan cepat adalah aplikasi dokter seperti Halodoc dan Alodokter.
“Saya minta masyarakat harus paham social distancing, saya lihat setiap hari pergi ke RS masih banyak warung kopi yang ramai, banyak yang berseliweran di jalan, pesta pernikahan, dan lainnya. Sementara kita tak tahu siapa yang ada di dekat kita, siapa yang kontak dengan kita, gejala Covid-19 atau tidak,” jelasnya.
Dia menegaskan, Covid-19 juga bisa menjangkit orang tanpa gejala. Umumnya orang seperti ini tidak merasa sakit, dan merasa bebas beraktivitas. Nantinya orang tersebut menjadi carrier atau pembawa penyakit atau agen Covid-19.
“Tidak semua pasien Covid-19 berpotensi meninggal. Sudah ada yang sembuh, yang meninggal mayoritas adalah golongan usia tua dan penyakit lain. Maka kalau kita orang seperti ini, berjumpa dengan orangtua, mertua, nenek, kakek, ini sangat rentan,” tuturnya.