Bisnis.com, JAKARTA - Juru Bicara penanganan Covid-19 untuk Indonesia Achmad Yurianto mengatakan hasil tes negatif dari rapid test tidak mengindikasikan seseorang terbebas dari wabah Corona.
Dia mengatakan bisa saja seseorang terinfeksi Corona, tetapi masih terdeteksi negatif melalui tes cepat (rapid test). Kondisi ini terjadi karena respons dari sistem imun seseorang belum muncul.
“Ini sering terjadi pada infeksi di bawah 7 hari atau 6 hari. Oleh karena itu, ini akan diulang lagi 6 - 7 hari kemudian dengan pemeriksan yang sama,” katanya melalui siaran resmi di Graha BNPB Jakarta, Sabtu (21/3/2020).
Dia meminta masyarakat yang dinyatakan negatif tetapi harus melakukan pembatasan aktivitas dengan mengatur jarak sosial dan menghindati kontak interaksi secara berlebihan.
Pemerintah melakukan pemeriksaan massal terhadap 700.000 orang berisiko terkana wabah Corona. Pemeriksaan itu akan mengambil darah pasien sebagai sampel. Rapid test dinilai sebagai upaya pengecekan kepada masyarakat rentan terjangkit Corona sekitar 600.000 - 700.000 orang.
Untuk pemeriksaan itu, pemerintah menyediakan 1 juta kit untuk memeriksa pasien secara massal. Langkah ini dilakukan melalui analisa risiko, sehingga hanya masyarakat berisiko tinggi yang akan diperiksa.
Baca Juga
Masyarakat juga akan dilihat aktivitas selama 14 hari terakhir untuk diketahui tingkatan risiko tersebut.
“Apabila dia berada di rumah maka seluruh rumah akan diperiksa. Apabila dia pernah melakukan aktivitas di kantor maka orang di kantor, di ruang kerja itu akan kita periksa. Ini adalah langkah penjajakan awal di dalam kaitan dengan pemeriksaan massal,” terangnya.
Saat ini rapid test telah dimulai dari beberapa kecamatan di Jakarta Selatan. Yuri menyebut pemerintah akan melakukan upaya tes massal tersebut secara meluas di seluruh Indonesia terhadap kelompok rentan.
Sementara itu, jumlah pasien terkonfirmasi positif Corona mengalami peningkatan 81 kasus menjadi 450 orang. Dari jumlah tersebut 20 orang dinyatakan sembuh dan 38 orang lainnya meninggal dunia.
“Seluruh data ini sudah kami berikan ke semua kepala dinas provinsi dan kepala dinas telah berikan ke RS dan diserahkan ke Dinkes kabupaten kota untuk dilakukan pelacakan penularan. Kemudian dari tracing akan dilengkapi dengan rapid test,” terangnya.