Bisnis.com, JAKARTA - Inggris akhirnya memutuskan untuk menutup semua lembaga pendidikan mulai besok waktu setempat dan Perdana Menteri Boris Johnson memperketat pembatasan pergerakakan warganya dalam menghadapi virus corona.
Johnson memperingatkan bahwa dia akan memberlakukan kontrol ketat (lockdown) pada orang-orang di London dan di tempat lain jika perlu untuk melawan penyakit tersebut. Saat ini virus corona telah merenggut 104 nyawa di Inggris.
Keputusan untuk menutup sekolah dan ancaman penguncian di London dikeluarkannya akibat pandemi yang telah menyebar dengan cepat di seluruh dunia.
Johnson juga menghadapi kritik yang menginginkan dia mengambil langkah-langkah yang lebih kuat dan lebih cepat.
Johnson mengatakan tindakan paling keras akan diambil pada waktu yang tepat atas saran para ilmuwan terkemuka. Dia khawatir warga London akan mengabaikan seruannya untuk menjauh dari pub dan bekerja di rumah. Karena itu dia mengatakan "Semua orang harus mengikuti perintah ini."
“Kegagalan untuk memperlambat penularan virus corona membutuhkan kontrol yang lebih ketat pada pergerakan orang dan saya harus memberitahu Anda bahwa kami tidak akan mengenyampingkan apa pun," katanya seperti dikutip Bloomberg.com, Kamis (19/3/2020).
Baca Juga
Akan tetapi, meski semua sekolah ditutup, sebagian pegawai yang terkait dengan pemeliharan gedung sekolah tetap bekerja, ujar Johnson seperti dikutip BBC.com.
Situs itu melaporkan kematian di Inggris telah mencapai mencapai 104 orang setelah 33 orang dilaporkan meninggal kemarin. Tiga puluh dua kematian terjadi berada di Inggris dan satu di Skotlandia.
Kasus yang dikonfirmasi di Inggris naik menjadi 2.626 kemarin dari 1.950 pada hari Selasa. Ada 56.221 tes yang dilakukan di Inggris untuk Covid-19, di mana 53.595 dinyatakan negatif.
Karena itu pemerintah menyatakan berencana untuk melipatgandakan jumlah tes yang dilakukan di Inggris menjadi 25.000 per hari.