Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Fokus ke Filantropi, Bill Gates Resmi Undur Diri dari Microsoft

Microsoft, perusahaan yang didirikan Bill Gates pada 1975 saat ini memiliki kapitalisasi pasar lebih dari US$1,2 triliun.
Pendiri Microsoft, Bill Gates, menunjuk sebuah toples berisi kotoran manusia saat berpidatonya di Reinvented Toilet Expo yang menampilkan teknologi sanitasi di Beijing./Reuters
Pendiri Microsoft, Bill Gates, menunjuk sebuah toples berisi kotoran manusia saat berpidatonya di Reinvented Toilet Expo yang menampilkan teknologi sanitasi di Beijing./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Pendiri raksasa teknologi Microsoft, Bill Gates menyatakan secara resmi undur diri dari perusahaan yang dibentuknya pada 1975 itu.

Gates mengatakan ingin fokus pada kegiatan filantropi yang selama ini digelutinya.

Gates sebelumnya telah mengurangi keterlibatannya dalam perusahaan yang berbasis di Washington itu selama lebih dari satu dekade. Baru-baru ini dia menjadi penasihat Kepala Eksekutif Satya Nadella di bidang teknologi, termasuk produktivitas, perangkat lunak kesehatan, dan kecerdasan buatan, dan dia akan terus melakukannya.

"Microsoft akan selalu menjadi bagian penting dari pekerjaan hidup saya dan saya akan terus terlibat dengan Satya dan kepemimpinan teknis untuk membantu membentuk visi dan mencapai tujuan ambisius perusahaan," kata Gates, dilansir Bloomberg, Minggu (15/3/2020).

Dia juga menyatakan merasa lebih optimis daripada sebelumnya tentang kemajuan yang dibuat perusahaan dan bagaimana hal itu dapat terus memberi manfaat bagi dunia.

Gates mulai kurang terlibat aktif pada perusahaan itu sejak 2008. Saat itulah dia beralih untuk mengabdikan sebagian besar waktunya untuk Yayasan Bill & Melinda Gates. Kini Gates ingin menghabiskan lebih banyak waktu mengurusi kesehatan global, pendidikan dan mengatasi perubahan iklim.

Dia menjabat sebagai CEO Microsoft hingga 2000, tahun yang sama ketika yayasannya didirikan, dan menjadi pimpinan perusahaan hingga Februari 2014.

Di bawah kepemimpinan Gates, Microsoft tumbuh menjadi penyedia perangkat lunak dasar yang digunakan untuk menjalankan mesin bisnis dan rumah di tahun-tahun awal komputer desktop hadir. Microsoft kini telah menjadi penyedia perangkat lunak yang dominan dalam komputasi hingga internet dan game.

Di bawah penerus Gates, Steve Ballmer, posisi Microsoft ditantang oleh pesaing seperti Google dan Apple Inc. yang bangkit kembali. Microsoft telah membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 14 persen selama dua tahun fiskal terakhir, ditopang oleh peningkatan penjualan perangkat lunak dan komputasi melalui internet.

Bahkan setelah penurunan tajam saham dalam beberapa pekan terakhir bersama dengan sisa pasar di tengah pandemi virus corona (COVID - 19), perusahaan masih memiliki kapitalisasi pasar lebih dari US$1,2 triliun.

"Microsoft akan terus mendapat manfaat dari hasrat teknis dan saran Bill yang berkelanjutan untuk mendorong produk dan layanan kami ke depan," kata Nadella dalam sebuah pernyataan.

"Saya berterima kasih atas persahabatan Bill dan berharap untuk terus bekerja bersama dia untuk mewujudkan misi kami untuk memberdayakan setiap orang dan setiap organisasi di planet ini untuk mencapai lebih banyak."

Gates juga akan keluar dari dewan Berkshire Hathaway Inc., perusahaan yang dikelola oleh teman lamanya Warren Buffett. Menggantikan Gates, Kenneth Chenault, mantan CEO American Express Co., akan bergabung dengan dewan Berkshire.

Gates dan Buffett telah berteman selama bertahun-tahun. Gates bergabung dengan dewan Berkshire pada akhir 2004 dan keduanya semakin dekat ketika Buffett mengatakan berencana untuk memberikan sebagian besar kekayaannya kepada kelompok amal termasuk Gates Foundation.

Buffett dan Gates, keduanya miliarder, terus mendorong upaya filantropi lebih banyak di antara yang terkaya, dengan inisiatif seperti 'The Giving Pledge'.

"Dia meninggalkan warisan keingintahuan dan wawasan abadi yang berfungsi sebagai inspirasi bagi kita semua," kata Ketua Microsoft John Thompson dalam pernyataan perusahaan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper