Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tim Ahli China Bantu Perangi Virus Corona di Irak

Tim beranggotakan tujuh orang yang dikirim oleh Palang Merah dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) China tiba di ibukota Irak, Baghdad, pada Sabtu (7/3/2020) malam.
Presiden Irak Barham Salih berpidato dalam World Economic Forum di Davos, 22 Januari 2020/ Bloomberg
Presiden Irak Barham Salih berpidato dalam World Economic Forum di Davos, 22 Januari 2020/ Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Tim ahli dari China tiba di Irak untuk membantu memerangi penyebaran virus corona (Covid-19) di negara tersebut.

Dilansir dari China Global Television Network, tim beranggotakan tujuh orang yang dikirim oleh Palang Merah dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) China tiba di ibukota Irak, Baghdad, pada Sabtu (7/3/2020) malam.

Mereka akan tinggal di Irak selama satu bulan untuk menawarkan bantuan dalam menahan wabah Covid-19, yang hampir di bawah kendali di China setelah lebih dari sebulan upaya untuk menghentikan penyebarannya.

"China telah memperoleh pengalaman hebat dalam memerangi virus corona. Irak dapat mengambil manfaat dari pencegahan, pengendalian, deteksi, dan pengobatan penyakitnya," kata Tao Zhongquan, pemimpin tim ahli tersebut, seperti dikutip CTGN.

Wakil menteri kesehatan Irak Jasim al-Falahi berterima kasih kepada pemerintah China atas tersebut yang mengatakan negaranya akan meningkatkan pencegahan dan pengendalian epidemi virus corona di Irak.

Sementara itu, Menteri Kesehatan Irak Jaafar Sadiq Allawi pada Senin (9/3) memuji bantuan China terhadap tim medis Irak untuk menghadapi wabah virus corona. Komentar Allawi diutarakan selama pertemuannya di Baghdad dengan Duta Besar China untuk Irak Zhang Tao bersama tim ahli tersebut.

"Kementerian kesehatan sedang berusaha mengembangkan kemampuan pencegahan, kesadaran, dan pengobatan coronavirus melalui kerja sama dengan tim ahli China," kata Allawi dalam sebuat pernyataan, seperti dikutip Xinhua.

Tim ahli China akan mengunjungi kompleks medis seperti rumah sakit milik pemerintah di pusat kota Baghdad dan mendirikan pusat khusus serta laboratorium yang dilengkapi dengan perangkat modern.

Pusat tersebut akan ditugaskan untuk mendeteksi kasus-kasus Covid-19, perawatan, serta mengadakan kursus pelatihan untuk staf medis, laboratorium dan keperawatan dari Baghdad dan provinsi Irak lainnya.

Ini adalah tim ahli kedua yang dikirim ke Timur Tengah untuk membantu memerangi Covid-19, sejak tim pertama tiba di Iran pada 29 Februari. Iran, negara yang paling parah dilanda wabah di Timur Tengah, juga menawarkan bantuan kepada Irak.

Dalam pertemuan dengan Menteri Allawi di Baghdad, sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran, Ali Shamkhani, mengatakan negaranya siap untuk berbagi pengalamannya dengan Irak dalam memerangi Covid-19.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan Irak mengumumkan dua kematian baru dan enam kasus infeksi baru, sehingga jumlah total kasus yang dikonfirmasi menjadi 60 kasus dengan total korban meninggal mencapai 6 jiwa.

Saat ini, semua kasus di Irak berasal dari luar negeri, menurut laporan harian terbaru Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang dikeluarkan Minggu malam.

Irak mengkonfirmasi kasus pertamanya pada 24 Februari, yang merupakan seorang warga negara Iran yang belajar di Irak. Sebagian besar kasus di negara itu terkait dengan Iran. Setelah wabah, Irak menutup perbatasannya dengan Iran dan warga yang kembali dari Iran diharuskan untuk melakukan karantina wajib selama 14 hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper