Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wapres Ma`ruf Amin Minta Pendakwah Tak Gunakan Ayat Perang

Dai dianggap berperan penting dalam menyebarkan nilai-nilai kebaikan melalui dakwah yang mampu menciptakan kerukunan dan kedamaian.
Wakil Presiden Ma'ruf Amin saat memberikan kuliah umum di Universitas Mataram, Nusa Tenggara Barat, Rabu (19/2/2020)/Istimewa
Wakil Presiden Ma'ruf Amin saat memberikan kuliah umum di Universitas Mataram, Nusa Tenggara Barat, Rabu (19/2/2020)/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA.- Wakil Presiden Ma`ruf Amin meminta para dai atau pendakwah untuk menyampaikan pesan-pesan perdamaian dan menenangkan bagi masyarakat dan dianjurkan untuk menghindari penggunaan ayat-ayat perang di negara yang sedang kondusif.

Wapres menyebutkan kesepakatan berbagai suku, ras dan agama bahwa kerukunan menjadi kunci utama dalam menjaga keutuhan bangsa. Dai dianggap berperan penting dalam menyebarkan nilai-nilai kebaikan melalui dakwah yang mampu menciptakan kerukunan dan kedamaian.

“Saya berharap para dai sebagai penyebar kebaikan melawan keburukan dan kemungkaran dapat membawa pada suasana sejuk, damai dan kondusif, untuk menjaga suasana dakwah mewujudkan negara yang damai,” katanya saat membuka rakornas Ikatan Dai Indonesia (IKADI) di Istana Wakil Presiden, Senin (9/3/2020).

“Karena itu kami mohon agar dakwah yang kita bawakan itu dakwah yang sesuai dengan suasana kedamaian itu, tidak membawa ayat-ayat perang karena kita tidak dalam suasana perang, memang ada ayat perang itu tapi kan dipakainya dalam suasana perang.”

Wapres menekankan bahwa konten dakwah harus sesuai dengan ajaran agama yang menjunjung nilai toleransi. Hal ini ditujukan untuk menanggulangi radikalisme terorisme yang dapat mengganggu ketenangan dalam bernegara.

“Radikalisme terorisme berawal dari pemahaman yang tidak toleransi, menganggap orang lain salah, sesat bahkan kafir. Karena itu pentingnya untuk membangun kesamaan berpikir, bahwasanya dalam hal perbedaan pendapat harus ditoleransi,” ujarnya.

Selain itu, Wapres mengharapkan peran serta dai dalam masalah kemiskinan, dan kaum duafa, yaitu yang lemah secara kesehatan, pendidikan dan ekonomi. Sebab, lanjutnya, menurut para ulama kemiskinan dianggap sebagai bahaya yang harus dihilangkan.

Sementara itu, Ketua Umum Pimpian Pusat IKADI Achmad Satori Ismail melaporkan acara ini dihadiri oleh 250 peserta yang merupakan perwakilan dari Pimpinan Pusat dan Pimpinan Daerah dari 34 provinsi dan 350 kabupaten/kota.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rayful Mudassir
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper