Bisnis.com, JAKARTA - Dalam skenario terburuk, Asian Development Bank (ADB) memperkirakan tekanan dari wabah virus corona terhadap ekonomi China akan berlangsung hingga enam bulan, terhitung sejak Januari 2020.
Dengan tekanan ini, larangan terbang dan kebijakan lainnya akan tetap diberlakukan selama periode tersebut. Artinya, Negeri Tirai Bambu tersebut akan kehilangan sebanyak 2 persen pada pertumbuhan konsumsi dan investasinya.
"Tingkat outbond pariwisata China turun 50 persen dalam enam bulan. Bagi negara-negara yang memberlakukan larangan terbang, tidak ada penerimaan devisa wisata dari China selama enam bulan," tulis ADB dalam laporannya, yang diterima Bisnis, Jumat (6/3/2020).
ADB memaparkan jumlah kunjungan turis ke China dan negara-negara Asia Tenggara diperkirakan turun 40 persen akibat wabah virus corona.
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) memperkirakan China akan menutup akses penerbangan dari dan ke negaranya selama dua bulan dan akses ini akan kembali dibuka pada awal April. Namun, dampaknya akan berpengaruh hingga enam bulan ke depan, terhitung sejak Maret 2020.
BI mencatat potensi kehilangan penerimaan devisa dari kunjungan wisatawan mancanegara, termasuk China, sekitar US$ 1,3 miliar penerimaan devisa.