Bisnis.com, JAKARTA - Tim Balai Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Ternate melakukan pengujian sampel terhadap fenomena kematian ratusan ikan dan perubahan air laut menjadi kecokelatan di perairan Maluku Utara.
Diketahui, informasi ratusan ikan mati di sekitar perairan Kota Ternate pertama kali dikabarkan oleh sekelompok penyelam di sekitar perairan Kota Ternate, tepatnya di pantai Falajawa.
Kepala BKIPM Ternate Abdul Kadir menjelaskan sampel yang diteliti untuk mengetahui penyebab kematian ini meliputi delapan ekor jenis ikan dasar (ikan yang hidup di dasar laut) dan satu gurita yang diserahkan oleh petugas PSDKP-KKP dan Dinas Kealutan Perikanan Kota Ternate.
"Hasil pembedahan, ditemukan pendarahan di sepanjang tulang ikan, sedangkan tentakel gurita dalam kondisi tidak utuh," ujarnya melalui siaran pers yang diterima Bisnis, Jumat (28/2/2020).
Dalam pengujian menggunakan rapid testkit plumbum dan rapit testkit merkuri, menunjukkan hasil negatif. Namun pengujian untuk mendeteksi adanya hama, parasit, maupun bakteri tidak bisa dilakukan karena ikan sudah membusuk saat diantar ke BKIPM Ternate.
"Ikan dalam kondisi membusuk, parasit juga sudah mati, hanya bakteri pembusukan yang lebih dominan," kata Abdul.
Sementara itu, BKIPM Ternate sedang melakukan identifikasi plankton/algae terhadap informasi kondisi air laut yang berubah kecokelatan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui benar tidaknya terjadi blooming algae yang diduga menyebabkan kematian ikan.
Kendati demikian, Abdul memastikan sampel air laut yang diperoleh BKIPM dalam kondisi jernih tidak berwarna kecokelatan. Sementara itu, hingga kemarin belum ditemukan kasus baru atas kematian tersebut.