Bisnis.com, JAKARTA - China memuji penurunan besar dalam jumlah infeksi virus corona sebagai bukti upaya pengendalian epidemi berhasil, tetapi jumlah korban di luar negeri bertambah dengan terjadi kematian di Jepang dan Korea Selatan.
Kematian di China mencapai 2.118 setelah ada tambahan 114 orang meninggal.
Pejabat kesehatan setempat melaporkan jumlah kasus baru tercatat yang terendah dalam hampir sebulan, termasuk di Provinsi Hubei yang selama ini paling terpukul.
Sejauh ini lebih dari 74.000 orang telah terinfeksi virus corona di China, dan ratusan lainnya di lebih dari 25 negara. Sedangkan, jumlah kematian di luar daratan China naik menjadi 11 orang.
Jumlah korban di Jepang naik menjadi tiga ketika seorang pria dan wanita berusia 80 yang naik kapal pesiar dilaporkan meningggal dunia.
Meski demikian, kekhawatiran mulai menurun setelah hasil pemeriksaan penumpang lain yang turun dari kapal pesiar mewah Diamond Princess negatif.
Baca Juga
Sedangkan, Korea Selatan melaporkan kematian pertamanya, dan jumlah infeksi di negara itu hampir dua kali lipat kemarin Kamis menjadi 104 seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Jumat (21/2/2020).
Iran melaporkan dua kematian pada hari Rabu dan tiga kasus baru pada hari Kamis. Kematian sebelumnya telah dikonfirmasi di Perancis, Filipina, Taiwan dan Hong Kong.
Sementara itu, Dirjen WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan pada sebuah briefing kemarin bahwa akan ada hasil awal dari satu pengujian obat untuk memberantas virus Corona dalam tiga minggu ini seperti dikutip Theguardin.com, Jumat (21/2/2020).
Obat-obatan yang dipilih telah diprioritaskan oleh para ahli penelitian dan pengembangan organisasi tersebut.
Dua uji coba yang dilakukan di China telah dipercepat atas rekomendasi para ahli WHO.
Salah satu obat dalam uji coba adalah Remdesivir yang dibuat oleh perusahaan obat Gilead. Obat itu pernah diuji selama wabah Ebola di Republik Demokratik Kongo pada tahun 2018 meski tidak cukup efektif terhadap virus itu.