Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kerugian Global Akibat Virus Corona Diperkirakan Sama dengan Pendapatan Indonesia Setahun

Perusahaan konsultan Oxford Economics memperingatkan bahwa penyebaran virus ke wilayah di luar Asia akan menurunkan sebesar 1,3 persen dari pertumbuhan global tahun ini.
Pekerja medis mengangkut seorang pasien yang diyakini terjangkir virus corona di Hong Kong, China./ Justin Chin - Bloomberg
Pekerja medis mengangkut seorang pasien yang diyakini terjangkir virus corona di Hong Kong, China./ Justin Chin - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Kerugian ekonomi global yang ditimbulkan dari virus corona diperkirakan lebih dari US$1 triliun. Menurut perusahaan konsultan Oxford Economics, jika berubah menjadi wabah global, virus corona akan membuat pertumbuhan ekonomi global terkoreksi 1,3 persen.

Seperti dikutip dari Theguardian.com, Kamis (20/2/2020), angka itu setara dengan US$1,1 triliun atau sama dengan pendapatan tahunan Indonesia sebagai ekonomi terkuat ke-16 di dunia.

Perusahaan konsultan itu menyebut bahwa berdasarkan model ekonomi global, terlihat virus corona sudah menunjukkan "efek yang membahayakan".
Alasannya, penutupan pabrik di China telah meluas ke negara-negara tetangga dan perusahaan-perusahaan besar mulai berupaya untuk mencari komponen dan barang jadi dari wilayah Timur Jauh.

Oxford Economics memperkirakan pertumbuhan PDB China turun dari 6 persen pada tahun lalu menjadi 5,4 persen pada tahun 2020 setelah penyebaran virus corona sejauh ini. Jika menyebar lebih luas di Asia, PDB dunia akan turun US$400 miliar pada tahun 2020, atau sebesar 0,5 persen.

Jika virus menyebar ke luar Asia dan menjadi pandemi global, maka PDB dunia akan turun $1,1 triliun atau 1,3 persen dibandingkan dengan proyeksi saat ini. Sementara itu, ChannelNewsAsia.com melaporkan angka kematian dari epidemi virus corona melonjak hingga melewati 2.000 kasus hingga kemarin.

Adapun, menurut Komisi Kesehatan Nasional China, jumlah kasus baru turun untuk hari kedua secara berturut-turut.
Jumlah total kasus yang dikonfirmasi di China daratan kini menjadi 74.185 kasus.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper