Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cegah Sedimen Masuk Waduk, Jokowi Minta Reboisasi Hulu

Waduk Gajah Mungkur, sebagai contoh, setiap tahun menerima sedimen sebanyak 3,2 juta meter kubik, padahal telah dilakukan pengerukan.
Presiden Joko Widodo memberikan keterangan kepada media usai melepasliarkan sepasang Elang Jawa di Taman Nasional Gunung Merapi, Jumat (14/2/2020)./Bisnis-Muhammad Khadafi
Presiden Joko Widodo memberikan keterangan kepada media usai melepasliarkan sepasang Elang Jawa di Taman Nasional Gunung Merapi, Jumat (14/2/2020)./Bisnis-Muhammad Khadafi

Bisnis.com, WONOGIRI - Presiden Joko Widodo menilai selama ini pengerukan waduk kurang tepat untuk mengurangi sedimen. Pasalnya dalam banyak kasus sedimen yang masuk ke dalam waduk dapat dicegah dengan memperbaiki ekosistem di hulu.

Hal tersebut dia sampaikan dalam kunjungan kerja ke Desa Jatisari, Kecamatan Jatisrono, Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah, Sabtu (15/2/2020). Desa ini merupakan bagian dari daerah aliran sungai (DAS) Keduang yang cukup berandil besar atas sedimentasi ke Waduk Gajah Mungkur di Wonogiri.

Sedimentasi tersebut pada akhirnya dapat memperpendek usia waduk dari yang telah diperkirakan sebelumnya. Oleh karena itu diperlukan upaya pengendalian erosi dan sedimentasi di sekitar wilayah tersebut melalui rehabilitasi hutan dan lahan.

"Semua waduk yang saya lihat, baik di Sulawesi, di Jawa, Sumatra, semuanya problem sedimen dan diselesaikan dengan dikeruk, keliru. Selesaikan hulunya dengan tanaman ini akan menyelesaikan masalah," katanya dalam kunjungan tersebut.

Dia mencontohkan Waduk Gajah Mungkur yang setiap tahun menerima sedimen sebanyak 3,2 juta meter kubik. Setiap tahun dilakukan pengerukan dan sedimen selalu ada pada tahun berikutnya.

"Kenapa itu ada? Setiap tahun dikeruk muncul lagi. Karena hulunya enggak pernah diurus. Ini yang mau kita urus," ujar Presiden.

Jokowi juga mengatakan bahwa upaya reboisasi tidak akan cukup hanya dengan penanaman puluhan ribu. Namun pemerintah daerah perlu melakukan penanaman kembali hingga jutaan tanaman seperti vetiver.

Tanaman vetiver sendiri bekerja layaknya besi kolom bangunan yang masuk menembus lapisan tanah dan pada saat bersamaan menahan partikel tanah dengan akar serabutnya. Hal tersebut dapat mencegah erosi oleh angin dan air sehingga juga dapat mencegah longsor.

Jokowi menambahkam bahwa di sekitar lokasi penanaman vetiver, juga ditanam tanaman-tanaman produktif lain yang memiliki nilai ekonomi tinggi seperti sengon, kelengkeng, durian, alpukat, petai, sirsak, dan lain sebagainya yang juga diikuti dengan pembangunan teras tangga pada lahan dan dam penahan erosi.

"Hingga nanti pohon-pohon ini, 4 bulan akan dibagi pada masyarakat. Ini dari sisi ekonominya dapat, tetapi fungsi-fungsi lingkungan, fungsi-fungsi untuk merawat air yang dari hulu bisa," kata Jokowi.

Adapun dalam kunjungan tersebut Jokowi juga melalukan penanaman vetiver bersama masyarakat. Turut mendampingi Presiden, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Staf Khusus Presiden Fadjroel Rachman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper