Bisnis.com, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo mengapresiasi model pengelolaan sampah di Kalimantan Selatan. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Regional Banjarbakula di Kecamatan Cempaka, Kota Banjarbaru dapat menjadi contoh bagi provinsi lain.
"Mengatur satu tempat saja sulit apalagi jika dalam lingkup satu provinsi. Tapi saya sangat mengapresiasi bahwa ternyata ada model TPA yang bisa melibatkan beberapa kabupaten dan kota yang ada di Provinsi Kalimantan Selatan ini," ujar Jokowi, mengutip keterangan resmi, usai meresmikan TPA Sampah Regional Banjarbakula di Kalimantan Selatan, Jumat (7/2/2020).
TPA Sampah Regional Banjarbakula yang pembangunannya telah diselesaikan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menelan anggaran sebesar Rp149 miliar. TPA ini mampu menampung 790 ton sampah setiap harinya.
Sampah yang menuju TPA tersebut berasal dari lima kabupaten dan kota di kawasan metropolitan Banjarbakula yang mencakup Kota Banjarmasin, Kota Banjarbaru, Kabupaten Banjar, Kabupaten Barito Kuala, dan Kabupaten Tanah Laut.
"Kolaborasi antar kabupaten dan kota dalam satu provinsi itu bisa dilakukan. Tidak perlu ego kedaerahan. Apa yang telah dilakukan Gubernur Kalimantan Selatan dalam pengelolaan TPA regional ini saya rasa bisa menjadi contoh di provinsi-provinsi lain," kata Presiden.
Mengutip siaran pers Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, TPA dengan luas lahan keseluruhan mencapai 15 hektare tersebut mengimplementasikan sistem sanitary landfill dengan tujuan membuat kawasan di sekitar tidak tercemar oleh bau dari timbunan sampah.
Baca Juga
Cara kerja sistem yang ada pada TPA tersebut pada dasarnya dengan membuang dan menumpuk sampah di lokasi cekung, memadatkannya, dan kemudian menimbunnya dengan tanah setelah sebelumnya dilakukan pemilahan jenis sampah.
Kemudian, cairan atau air lindi dari sampah basah yang ada di sana juga diolah terlebih dahulu hingga menjadi air bersih yang tidak mengandung zat kimia yang dapat berakibat pada pencemaran lingkungan.
"Sampah yang masuk telah melalui pemilahan sehingga hanya 30 persen dari sampah awal. Ini bagus sekali. Air sampahnya juga bersih dan tidak mengandung zat kimia berbahaya jadi aman dan tidak mencemari lingkungan," kata Presiden.
Meski demikian, Presiden terus mendorong pemanfaatan teknologi dalam hal pengelolaan dan pengolahan sampah sehingga dapat diproses sedemikian rupa dan memberikan nilai tambah lain seperti pembangkit listrik sehingga sampah tidak lagi menjadi sumber masalah bagi kawasan sekitar.
"Meskipun TPA yang bagus sudah ada, masyarakat tetap harus kita latih bersama-sama untuk mandiri sehingga bisa mengurangi dan memilah lampang. Bisa reuse, bisa reduce, dan bisa recycle. Belajar pengelolaan cara mengolah sampah dan meminimalkan sampah rumah tangga," tambah Jokowi.
Adapun setelah peresmian TPA, Jokowi melakukan penanaman pohon meranti di sekitar lokasi. Pohon meranti diketahui memiliki nilai ekonomis tinggi sekaligus berfungsi dalam mengurangi dampak erosi, menyuburkan tanah, juga meningkatkan sumber cadangan air tanah.