Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) memproyeksikan, penduduk Indonesia pada 2045 bakal mencapai 319 juta jiwa. Jumlah tersebut naik sekitar 52 juta jika dihitung dari saat ini, yang berjumlah 267 juta jiwa.
Drastisnya lonjakan tersebut, menurut Kepala BPS, Suhariyanto harus disikapi secara serius sejak dini. Pasalnya, kebijakan ini akan menentukan generas Indonesia selanjutnya. Untuk itu, pemerintah perlu menyiapkan berbagai sarana dan prasarana untuk mengantisipasi lonjakan penduduk tersebut.
"Sekarang jumlahnya 267 juta, naiknya luar biasa. Jadi dari sekarang kita harus bisa menyiapkan berbagai fasilitas supaya anak dan cucu kita nanti bebannya tidak berat," kata Suhariyanto usai memimpin Apel Siaga Sensus Penduduk 2020 di Kantor Pusat BPS Jakarta, Jumat (14/2/2020).
Suhariyanto mengatakan, dengan proyeksi tersebut, pemerintah sudah harus memikirkan dari sekarang terkait rencana dan kebijakan yang harus dipersiapkan. Untuk memudahkan pemerintah dalam mengambil kebijakan, Suhariyanto menilai diperlukan pendataan melalui Sensus Penduduk 2020 yang dilakukan serentak di seluruh Indonesia mulai Sabtu, 15 Februari 2020.
Dari sensus penduduk, BPS bisa memperoleh secara pasti jumlah penduduk Indonesia untuk tingkat nasional, provinsi, kabupaten, kecamatan, dan desa/kelurahan. Selain itu, hasil data juga dapat memperlihatkan distribusi penduduk, terutama di Sumatera dan Jawa.
Data distribusi penduduk ini diperlukan dalam berbagai perencanaan, salah satunya pangan. Kemudian, BPS juga dapat mengetahui komposisi perbandingan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan (sex ratio). Sex ratio menjadi keterangan penting untuk membuat piramida penduduk.
Baca Juga
Piramida penduduk juga dibentuk berdasarkan jumlah penduduk tidak produktif umur 14 tahun ke bawah, produktif usia 15-64 tahun, dan usia 65 tahun ke atas. Piramida penduduk ini akan menentukan rasio ketergantungan nasional.
Selain data individu, BPS juga akan mengumpulkan beberapa variabel lainnya dalam sensus penduduk, yakni perumahan, seperti pemakaian listrik dan konsumsi air ledeng atau air sungai. "Selain data jenis individu, kita juga ingin mengumpulkan variabel perumahan supaya nanti bisa digunakan sebagai landasan intervensi kebijakan," kata Suhariyanto.
Ia menambahkan hasil survei untuk data individu diperkirakan dapat diperoleh pada Januari 2021. Setelah itu, BPS masih akan mengambil sampel dari sekitar 4,3 juta keluarga.
"Survei dengan 90 pertanyaan untuk membuat proyeksi penduduk Indonesia. Ini penting karena kita perlu mengetahui dalam 100 tahun Indonesia Merdeka pada 2045. Kita sudah harus memikirkan apa yang akan terjadi, dan harus dipikirkan dari sekarang," kata dia.