Bisnis.com, JAYAPURA - Upaya evakuasi korban jatuhnya helikopter TNI Mi-17 terkendala cuaca dan faktor alam.
Komandan Korem 172/PWY Kolonel Infantri Binsar Sianipar menyebutkan evakuasi korban jatuhnya helikopter Mi-17 terkendala cuaca yang sering kali berubah.
Setelah hilang beberapa lama, Helikopter Mi-17 akhirnya ditemukan di Pegunungan Mandala, Distrik Oksob, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua.
“Memang faktor cuaca menjadi penyebab," ujar Sianipar kepada Antara, Selasa (11/2/2020) terkait evakuasi terhadap korban.
Sianipar menambahkan, selain cuaca yang sangat mempengaruhi upaya tim mendekati lokasi, posisi puing pesawat pun berada di ketinggian 12.500 kaki dari permukaan laut dengan kemiringan sekitar 90 derajat alias tegak lurus.
Bahkan, ujarnya, pagi tadi helikopter pencari hanya sempat sekali melihat dari udara dan kembali ke Oksibil karena cuaca tidak bersahabat.
Sianipar menambahkan kemungkinan besar tim evakuasi bisa ke lokasi dengan berjalan kaki.
Saat ini sedang dilakukan pemetaan guna mencari lokasi terdekat yang dapat dijadikan tempat dropping personel yang akan melakukan evakuasi.
Selain menggerahkan anggota, TNI juga meminta bantuan dari warga yang mengetahui jalan menuju lokasi.
“Kemungkinan besar evakuasi baru dilakukan Rabu (12/2) melalui udara dan darat dengan menggerahkan tiga helikopter TNI AD dan satu helikopter sipil milik Demonim Air,” kata Sianipar.
Helikopter nahas buatan Mil Helikopter, Rusia, itu dilaporkan hilang dalam penerbangan Oksibil - Sentani, 28 Juni 2019. Saat dilaporkan hilang, helikopter milik Pusat Penerbangan TNI AD itu menerbangkan 12 penumpang termasuk lima anggota Batalion Infantri 725/WRG.
Personel dalam penerbangan Mil Mi-17 itu adalah Kapten CPN Bambang sebagai flight engineer, Kapten CPN Aris sebagai pilot, Sersan Kepala Suriatna (T/I), Letnan Satu CPN Ahwar (kopilot), Prajurit Satu Asharul (mekanik), Prajurit Kepala Dwi Pur (mekanik), dan Sersan Dua Dita Ilham (bintara avionika).
Kemudian anggota Batalion Infantri 725/WRG yang turut dalam penerbangan adalah Sersan Dua Ikrar Setya Nainggolan (komandan regu), dengan anggota Prajurit Satu Yaniarius Loe (tamtama bantuan senapan otomatis), Prajurit Satu Risno (tamtama penembak senapan 1//GLM), Prajurit Dua Sujono Kaimudin (tamtama penembak senapan 2), dan Prajurit Dua Tegar Hadi Sentana (tamtama penembak senapan 4).