Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

100 Hari Jokowi—Ma'ruf, PDIP & PKS Kompak Tak Puas

Jarang partai penguasa dan kubu oposisi bersepakat dalam sebuah isu politik.
Keterangan foto: Politikus PDIP Effendi Simbolon (kiri) dalam acara diskusi 100 Hari Kabinet Jokowi-Ma'ruf di Jakarta, Sabtu (8/2/2020). - Bisnis.com/Samdysara Saragih
Keterangan foto: Politikus PDIP Effendi Simbolon (kiri) dalam acara diskusi 100 Hari Kabinet Jokowi-Ma'ruf di Jakarta, Sabtu (8/2/2020). - Bisnis.com/Samdysara Saragih

Bisnis.com, JAKARTA - Jarang partai penguasa dan kubu oposisi bersepakat dalam sebuah isu politik. Kali ini PDIP dan PKS sama-sama tidak puas dengan kinerja 100 hari pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Effendi Simbolon mengaku tidak puas sejak penyusunan Kabinet Indonesia Maju (KIM). Dia berpendapat pengisian jabatan menteri tidak sesuai dengan kemampuan dan pengalaman.

"Karena ada geng si ini, geng si itu. Kabinet rasa geng-gengan," katanya dalam acara diskusi 100 Hari Kabinet Jokowi-Ma'ruf di Jakarta, Sabtu (8/2/2020).

Meski demikian, Simbolon melihat sisi positif pemerintahan Jokowi-Ma'ruf. Sepanjang 100 hari, dia menilai stabilitas politik terjaga berkat kepiawaian Jokowi merajut kerja sama dengan bekas kompetitornya.

"Itu modal utama selain legalitas beliau dipilih 80 juta pemilih," ujarnya.

Senada, kubu oposisi pun tidak puas dengan 100 hari pemerintahan Jokowi-Ma'ruf. Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera tidak membantah pemerintah telah bekerja keras selama lebih dari 3 bulan ini.

Namun, imbuh dia, janji-janji kampanye Jokowi-Ma'ruf dalam Pilpres 2019 belum terealisasi. Pasalnya, kapasitas dan peta kerja KIM tidak jelas.

"Sehingga kita medioker. Masih tidak luar biasa kinerjanya," tuturnya.

Menanggapi ketidakpuasan itu, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Donny Gahral Adian memastikan Presiden Jokowi terus memantau kinerja anah buahnya. Bila performa anak buah terbukti tidak maksimal, Jokowi akan mengocok ulang kabinet seperti periode pertama.

"Jangan kita yakin bahwa [anggota KIM] ini terus sampai 5 tahun," tuturnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper