Bisnis.com, JAKARTA - Senat Amerika Serikat pada hari Kamis (16/1/2020) menyetujui perombakan Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara yang mencakup pengetatan peraturan tenaga kerja dan otomotif.
Rancangan Undang-Undang (RUU) untuk mengimplementasikan Perjanjian AS-Meksiko-Kanada (USMCA) setujui setelah mendapat 89 banding 10 suara dalam voting antara anggota Senat. RUU tersebut kemudian akan diteruskan kepada Presiden Donald Trump agar dia menandatangani dan mengesahkannya menjadi UU.
House of Representatives (DPR) AS yang dikontrol Demokrat meloloskan undang-undang tersebut pada 19 Desember setelah menuntaskan perubahan untuk memastikan penegakan hak-hak buruh yang lebih baik dan aturan lingkungan yang lebih ketat dalam negosiasidengan pemerintahan Trump selama berbulan-bulan.
Voting di Senat dilakukan sehari setelah Trump menandatangani perjanjian perdagangan fase pertama dengan China, dan tak lama sebelum Senat secara resmi memulai sidang pemakzulan Trump dengan tuduhan bahwa ia menyalahgunakan kekuasaannya.
Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan upaya Trump untuk menyeimbangkan kembali hubungan AS dengan mitra dagang utamanya membuahkan hasil dan mendorong pertumbuhan ekonomi AS.
"Perjanjian bersejarah ini tidak hanya memodernisasi dan menyeimbangkan kembali hubungan perdagangan kami dengan Kanada dan Meksiko, tetapi juga mempromosikan pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, dan memberikan kepastian penting bagi petani, pekerja dan produsen," katanya dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Reuters.
Pada hari Rabu, Mnuchin mengatakan kepada Fox News bahwa kesepakatan perdagangan sementara dengan China dan berlalunya USMCA akan mendorong pertumbuhan produk domestik bruto AS sebesar 50 hingga 75 basis poin.
Sementara itu, Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador pada hari Kamis menyebut persetujuan kesepakatan itu kabar baik bagi ekonomi Meksiko, dan memperkirakan akan memulai investasi baru. Adapun Kanada masih perlu menyetujui kesepakatan sebelum dapat berlaku dan menggantikan NAFTA.
Trump menjadikan negosiasi ulang NAFTA sebagai inti dari kampanye pemilu 2016-nya, menyebutnya "kesepakatan perdagangan terburuk yang pernah dibuat" dan menyalahkannya atas hilangnya ribuan pekerjaan pabrik Amerika ke Meksiko upah rendah.