Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Utama PT Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Persero) atau Asabri, Letjen TNI (purn) Sonny Widjaja, berencana menempuh jalur hukum terkait beredarnya kabar yang menyebut perusahaannya terlibat kasus korupsi.
Pernyataan itu ia sampaikan dalam konferensi selama pers tiga menit yang ia gelar di kantornya, Jakarta Timur.
"Hentikan pembicaraan yang cenderung tendensius yang menyebabkan kegaduhan. Jika terus berlangsung, saya dengan sangat menyesal akan menempuh jalur hukum," ujar Sonny pada Kamis (16/1/2020).
Dalam konferensi pers itu, Sonny juga berdalih berita-berita yang beredar soal Asabri belakangan ini, yang menyebutkan adanya dugaan perusahaan doyong adalah keliru.
Dia meminta sejumlah pihak tidak terprovokasi, juga meminta pihak lainnya berbicara menggunakan data ihwal kondisi entitas.
Kemudian, Sonny mengklaim saat ini uang nasabah yang dikelola perusahaan dalam keadaan aman.
Baca Juga
"Uang yang dikelola aman, tidak hilang, tidak dikorupsi," ucapnya.
Dalam memberikan keterangan kepada wartawan, Sonny tak membiarkan satu pertanyaan pun terlontar. Kala diberondong pertanyaan oleh wartawan, ia memilih diam dan terus berjalan menuju lift serta buru-buru masuk ke ruangannya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD menduga ada korupsi senilai hingga Rp 10 triliun di tubuh Asabri. Kondisi ini menyebabkan saham-saham perusahaan berguguran.
Pada 2019, saham-saham yang menjadi portofolio Asabri anjlok. Bahkan, penurunan harga saham dapat mencapai 90-an persen sepanjang tahun berjalan.
Berdasarkan data dari keterbukaan informasi, ada 14 saham yang masuk ke dalam portofolio Asabri. Namun, Asabri melepas seluruh investasinya di PT Pool Advista Finance Tbk. (POOL), pada Desember 2019.
Akibatnya, saham POOL terjun paling dalam di antara portofolio Asabri lainnya dengan penurunan 96,93 persen sepanjang 2019. Bahkan, saham tersebut disuspensi hingga kini sejak 30 Desember 2019, dengan level harga penutupan Rp 156.
Harga saham yang nahas berikutnya adalah PT Alfa Energi Investama Tbk. (FIRE), yang terkoreksi 95,79 persen pada tahun lalu ke level Rp326. Penurunan drastis pun dialami saham PT SMR Utama Tbk. (SMRU) sebesar 92,31 persen ke posisi Rp 50. Level gocap itu pun bertahan hingga kini. Asabri memegang 6,61 persen saham SMRU.