Bisnis.com, JAKARTA — Investor asal Uni Emirat Arab telah menyatakan minat untuk berinvestasi sektor properti di Aceh. Tidak tanggung-tanggung nilai investasi yang masuk ditargetkan bisa mencapai Rp42 triliun.
Ketua DPD Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI) Aceh Muhammad Noval mengatakan bahwa ada beberapa faktor yang membuat investor UEA melirik Aceh. Salah satu alasan utamanya adalah waktu tempuh antara Dubai dan Aceh yang hanya sekitar 5 jam.
Selain itu, posisi Aceh yang strategis yaitu diapit oleh Selat Malaka yang berdekatan dengan Kuala Lumpur dan Bangkok juga dianggap sebagai salah satu faktor yang menarik minat para investor UEA.
“Kehadiran beberapa pantai yang cukup indah juga semakin menjadi daya tarik Aceh di mata para investor UEA,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (16/1/2020).
Permintaan properti yang masih cukup subur, imbuhnya, juga menjadi faktor yang mendorong pengembang properti asing untuk masuk ke Aceh.
Noval mengungkapkan proyek properti yang berpeluang digarap investor UEA adalah hunian untuk segmen menengah atas.
Baca Juga
“Biasanya pengusaha properti UEA dalam memasarkan produknya tidak hanya untuk masyarakat Aceh, tetapi juga menyasar target dari daerah luar dan investor dari luar negeri,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Noval mengatakan bahwa masuknya pengembang properti UEA bisa menjadi peluang bagi pengembang lokal untuk saling bertukar wawasan dalam hal pengembangan kawasan yang modern.
Pasalnya, pengembang properti UEA dikenal sangat berpengalaman dalam merancang dan mengembangkan kawasan dengan konsep yang unik, modern, dan berteknologi canggih.
“Masuknya pengembang properti UEA juga mendorong pengembang lokal untuk bisa meningkatkan daya saingnya,” ucapnya.