Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kisruh Boeing, Malaysia Airlines Batalkan Pesanan 737 MAX 

Malaysia Airlines memutuskan untuk menunda pengiriman Boeing Co. 737 MAX tahun ini setelah tidak ada kepastian terkait pencabutan izin operasi produk baru pesawat pabrikan AS tersebut. 
Foto udara yang menunjukkan pesawat 737 MAX buatan Boeing diparkir di pabrik Boeing di Renton, Washington, Kamis (21/3/2019)./Reuters-Lindsey Wasson
Foto udara yang menunjukkan pesawat 737 MAX buatan Boeing diparkir di pabrik Boeing di Renton, Washington, Kamis (21/3/2019)./Reuters-Lindsey Wasson

Bisnis.com, JAKARTA - Malaysia Airlines memutuskan untuk menunda pengiriman Boeing Co. 737 MAX tahun ini setelah tidak ada kepastian terkait pencabutan izin operasi produk baru pesawat pabrikan AS tersebut. 

Maskapai berbendera Malaysia ini mengungkapkan melihat faktor keselamatan dari operasional dan konsumen sebagai prioritas. 

"Melihat penyetopan produksi dan penundaan pencabutan izin terbang 737-MAX, Malaysia Airlines telah memutuskan untuk menunda pengiriman pesanan perusahaan tahun ini," ujar Malaysia Airlines dalam pernyataan resminya, Rabu (15/1/2020).

Malaysia Airlines yang memiliki pesanan sebanyak 25 pesawat ini merupakan maskapai pertama di Asia yang memutuskan untuk menunda pembelian pesawat jenis ini. Kendati menunda pemesanan, maskapai tetap menyambut baik keputusan Boeing untuk memperbaiki prosedur keselamatan di Boeing 737. 

Selain Malaysia Airlines, maskapai berbiaya murah dari Arab Saudi Flyadeal telah memutuskan untuk membatalkan pesanan 737 MAX pada Juli 2019. Maskapai yang semula berencana membeli 50 Boeing 737 MAX itu akhirnya memutuskan untuk mengoperasikan Airbus. 

Akibat pembatalan ini, Boeing sepanjang tahun lalu hanya mengirim 380 pesawat. Kalah jauh dibandingkan pesaing utamanya, Airbus, yang berhasil membukukan pengiriman armada hingga 863 unit pada 2019. 

Maskapai dalam negeri, Garuda Indonesia, tengah mempertimbangkan pembatalan pesanan satu unit 737 MAX. Sementara itu, pemilik Lion Air Rusdi Kirana mengancam akan membatalkan kontrak bernilai puluhan miliar dolar. Rusdi menuturkan pabrikan pesawat AS tersebut berperan dalam kecelakan fatal yang menimpa JT 610 pada 2018 lalu. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hadijah Alaydrus
Editor : Saeno
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper