Bisnis.com, JAKARTA – Populasi koala di Australia terpukul hebat oleh kebakaran hutan yang melanda negeri tersebut.
Saking hebatnya dampak dari kebakaran hutan di Australia, hewan berkantung ini dapat dikategorikan terancam punah di beberapa daerah.
Kondisi tersebut dinyatakan langsung oleh Menteri Lingkungan Hidup Australia Sussan Ley. Pada Senin (13/1/2020), Ley mengumumkan paket pendanaan senilai A$50 juta (US$35 juta) demi membantu melindungi satwa liar dan memperbaiki habitat alami.
“Mungkin perlu.. untuk melihat apakah di daerah-daerah tertentu negara [Australia], koala-koala pindah dari tempat mereka, yang acapkali rentan, hingga terancam punah,” tulis harian Sydney Morning Herald mengutip perkataan Ley, yang dilansir oleh Bloomberg.
Kebakaran hutan telah membumihanguskan hutan ataupun semak-semak di Australia, yang luas wilayahnya mencapai dua kali ukuran Swiss.
Kejadian ini juga mungkin telah membunuh satu miliar burung, mamalia dan reptil asli. Sebelumnya, Ley mengatakan bahwa hingga 30 persen populasi koala di pantai utara New South Wales mungkin telah terbunuh.
Baca Juga
Gambar-gambar koala, kanguru, dan ternak yang hangus akibat kebakaran telah membanjiri media sosial global dalam beberapa waktu terakhir, sekaligus merefleksikan efek krisis kebakaran berkepanjangan yang tidak menunjukkan tanda-tanda mereda.
Sementara itu, Perdana Menteri Australia Scott Morrison meminta maaf dan mengungkapkan penyesalannya terkait penanganan krisis kebakaran hutan yang menyelimuti negaranya.
Morrison menghadapi kritik pedas terkait cara pemerintahannya merespon kebakaran hutan dan kebijakan iklimnya.
Sejak September 2019, kebakaran semak dan hutan telah menyebabkan kematian setidaknya 28 orang dan memusnahkan ribuan rumah.
Morrison mengakui bahwa ada "hal-hal yang seharusnya dapat ditangani secara lebih baik di lapangan", seperti dilansir dari BBC (12/1/2020). Ia mengatakan akan mengajukan permohonan uji publik terhadap upaya penanganan krisis kebakaran.